Jumaat, 24 Disember 2010

Sandaran hati



Sandaran Hati


by Tazkiah an Nafs on Saturday, December 25, 2010 at 6:57am


“Orang yang paling pedih cobaannya di dunia adalah para Nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian orang-orang yang derajatnya dekat dengan mereka.” (HR Al Hakim)

Hidup adalah perjuangan. Tidaklah mudah menjadi seorang yang istiqamah dalam kebenaran, karena tidak jarang dalam kebenaran godaan hidup sering menghampiri. Namun, juga tak sulit untuk beristiqomah asal ada niat dan kemauan yang kuat.

Kelaparan, kemiskinan, kesedihan, kehormatan, dan kekayaan adalah di antara pintu yang kerap dimasuki setan, untuk menyeret seseorang bergabung dalam barisannya. Bukan hanya orang yang berperangai buruk yang mendapatkan ujian, orang baikpun mendapatkan ujian yang sama dari Allah SWT.

Karena itu, ketika godaan tersebut mendatangi kita, yang patut dilakukan adalah menyandarkan diri dan memohon perlindungan pada Yang Mahakuasa, Allah SWT. “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al A’raf[7]:200).

Tidak sedikit orang yang salah dalam bergantung dan bersandar, jatuh dalam jurang kesesatan, yang berakibat penyesalan. Putra dan istri Nabi Nuh AS, misalnya, mereka hanya bergantung kepada ketinggian gunung, untuk menyelamatkan diri dari banjir yang dahsyat. Padahal, ada Zat Yang Maha tinggi, yang jika menghampiri dan mendekatiNya. Dia akan lebih mendekat dan menyelamatkannya.

Orang yang menyandarkan hatinya pada Allah SWT selalu akan menuai ketentraman. Dalam surat Alma’rij ayat 19-23, dijanjikan bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam shalatnya, akan selamat dari sifat buruk, keluh kesah, dan kikir. Itu sebabnya shalat yang baik dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan shalat adalah wujud penyerahan dan penyandaran hati pada Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat.” (QS Albaqarah[2]:153).

Ketika Musa AS dan umatnya mengalami tekanan berat dari Fir’aun, ketika Muhammad SAW dan para sahabatnya menerima kecaman dari orang-orang kafir, hanya satu yang mereka lakukan; mendekat pada Allah. Mereka semua bersandar seraya bermunajat pada Allah SWT agar diberikan keselamatan dan kekuatan.

Hanya orang yang sombonglah yang tidak mau bergantung pada Allah SWT. Hanya orang sombonglah yang menganggap apa yang dimiliki mampu menyelamatkan hidupnya. Terlalu sayang kalau hidup yang sekali ini hanya untuk menyombongkan diri

Oleh : Aang Saeful Millah

Tiada ulasan:

Catat Ulasan