Ahad, 28 November 2010

Kebahagianku dan perjuanganku..



Luka,pilu,sayu menerjah hatiku..adakah aku insan yg bertuah di atas muka bumi ataupun aku hambaNya yang rugi..aku takut jika aku tergolong dalam golongan yg rugi.Ya Allah,bantulah hambaMu ini,Engkaulah sebaik-baik penolong.


Kehidupan ini,adakala menjadikan hidupku begitu kusut dengan seribu satu masalah.Namun ,aku sandarkan masalah ini ku ini kepada Penciptaku,Allah swt.Pada siapa untuk aku mengadu,pada siapa untuk ku mengharap..jika bukan kepada Allah swt.
Perih,jerih kehidupan mungkin tidak dirasakan oleh semua insan di muka bumi..ada sesetengahnya memperoleh apa sahaja yg diingini oleh hati tapi itu bukanlah kunci kebahagiaan hati.Kunci kebahagiaan hati ,apabila kita dekat dengan pencipta kita,Allah swt..mendapat kasih sayangNya,sentiasa mengingatiNya.


Walaupun,aku tak punya semuanya..walaupun,aku tak dapat apa yang aku ingini..hati aku sentiasa gembira dan tabah setiap kali menghadapi masalah..hati aku rasa girang..melainkan jika aku terasa jauh dgn Allah,jika aku tak dapat melakukan ibadat dgn baik..saat itu,hati aku resah dan sedih…aku tidak tahu,adakah ini,tandanya cinta pada Ilahi..tapi setiap kali aku menjauh daripadaNya,aku terasa rindu yg teramat..sehinggalah rindu terlerai dgn beribadat kepadaNya..
Walaupun begitu,aku sedar dan aku tahu..aku masih tergolong dalam golongan yang lalai ,yang masih banyak perlu mempelajari ilmu,yg masih banyak perlu ditunjuk ajar,yang masih banyak perlu beribadat…Adakah aku tergolong dalam golongan yg terselamat daripada api neraka di hari kiamat nanti?Aku takut jika aku tergolong dalam golongan yg akan dicampakkan ke dalam api neraka..


Ya,Allah..janganlah Engkau sesatkan aku sebagaimana Engkau telah takdirkan syaitan untuk jadi golongan yg sesat..Kurniakanlah aku hidayahMu ,agar aku sentiasa tergolong dalam golongan hambaMu yg berada di jalan yg lurus…
Aku ingin menjadi seorang da’ie yg berjuang di jalanMu.aku ingin menjadi seorang yg berjihad di jalanMu,walaupun aku tahu..aku bakal menempuh ranjau dan duri…aku tidak tahu,adakah aku layak utk menjadi seorang da’ie kerana diri aku sendiri juga masih banyak yang perlu diperbaiki..


Kadang-kala,sikit saja hati aku disakiti,aku sudah kalah dengan kelemahan diri..sedangkan untuk menjadi seorang da’ie..terlalu banyak pahit liku-liku perjuangan yang perlu aku tempuh..mampukah aku ?jika,aku teruskan impian ku ini,aku lakukan semata-mata kerana aku cinta padaMu,Ya Allah..


Mungkin mudah untuk menuturkan kata-kata tapi begitu sukar untuk melaksanakanya..apatah lagi,jika apa yang dilakukan tidak mendapat sambutan dan ditentang sekeras-kerasnya.Itulah yang dinamakan sebuah perjuangan..Jika sesuatu perkara begitu mudah untuk digapai,ia tidak digelarkan sebagai perjuangan…


Perjuangan dimulakan dengan semangat ukhuwah..dengan terbentuknya ukhuwah yang kukuh..kukuhlah sesebuah perjuangan itu.Dimanakan aku?Dimanakah sahabt-sahabatku?Dimanakah aku junjung ukhuwahku?Aku menyayangi sahabat-sahabatku,aku juga perlu sabar dengan kerenah sahabat-sahabatku,aku juga berkorban sebagaimana mereka berkorban…itulah ukhuwahku.aku mohon ampun,jika aku pernah melakukan kesalahan kepada kalian dan aku juga telah memaafkan kalian jika kalian pernah melakukan kesalahan pada aku..kerana kita semua adalah hambaNya yang tak terlepas melakukan kesilapan.apa yang boleh kita lakukan saling memaafkan dan tidak menjadikan ia satu sebab yang boleh meleraikan ukhuwah kita…

Mengapa Hawa tercipta saat Adam tertidur dan Hawa melahirkan saat dirinya terbangun


Mengapa Hawa tercipta saat Adam tertidur dan Hawa melahirkan saat dirinya terbangun


Seorang laki-laki jika dia kesakitan, maka dia akan membenci. Sebaliknya wanita, saat dia kesakitan, maka semakin bertambah sayang dan cintanya,, Seandainya Hawa diciptakan dari Adam As saat Adam terjaga, pastilah Adam akan merasakan sakit keluarnya Hawa dari sulbinya, hingga dia membenci Hawa. Akan tetapi Hawa diciptakan dari Adam saat dia tertidur, agar Adam tidak merasakan sakit dan tidak membenci Hawa. Sementara seorang wanita akan melahirkan dalam keadaan terjaga, melihat kematian dihadapannya, namun semakin sayang dan cinta nya kepada anak yang dilahirkan bahkan ia akan menebus nya dengan kehidupannya.


Sesungguhnya Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk yang bengkok yang tugasnya adalah melindungi Qalbu(jantung, hati nurani). Oleh karena itu, tugas Hawa adalah menjaga qalbu. Kemudian Allah menjadikan nya bengkok untuk melindungi qalbu dari sisi yang kedua. Sementara Adam diciptakan dari tanah, dia akan menjadi petani, tukang batu, tukang besi, dan tukang kayu. Wanita selalu berinteraksi dengan perasaaan, dengan hati, dan wanita akan menjadi seorang ibu yang penuh kasih sayang, seorang saudari yang penyayang, seorang putri yang manja, dan seorang istri yang penurut.


Dan wajib bagi Adam untuk tidak berusaha meluruskan tulang yang bengkok tersebut, seperti yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW, “jika seorang lelaki meluruskan yang bengkok tersebut dengan serta merta, maka dia akan mematahkannya.” Maksud nya adalah dengan kebengkokan tersebut adalah perasaan yang ada pada diri seorang wanita yang mengalahkan perasaan seorang laki-laki.


Maka wahai Adam janganlah merendahkan perasaan Hawa, dia memang diciptakan seperti itu. Apabila seseorang wanita mengatakan dia sedang bersedih, tetapi dia tidak menitikkan airmata, itu berarti dia sedang menangis di dalam hatinya. Apabila dia tidak menghiraukan kamu setelah kamu menyakiti hatinya, lebih baik beri dia waktu untuk menenangkan hatinya sebelum kamu meminta maaf. Dan wanita sulit untuk mencari sesuatu yang dia benci untuk orang yang paling dia sayang,,,,,,,

Untuk kekasih saya tercinta,Allah swt




Untuk kekasih saya tercinta,Allah SWT



Ya ALLAH, tahukah Engkau bahwa malam ini saya sangat merindukanMu… sangat ingin berbicara denganMu, sangat ingin berdua saja denganMu, sangat ingin Engkau mendengarkan apa saja yang saya alami dibumi milikMu, sangat ingin dimanjakan olehMu, sangat ingin disayangi dengan segenap kasih sayangMu, sangat ingin tidak ada hijab, tidak ada jarak diantara kita, sangat ingin Engkau memaafkan segala kesalahan saya dimasa masa yang lalu agar kita bisa bersama hingga ujung napas saya, bahkan setelah napas saya berpisah dari raga saya ini…

Ya ALLAH tahukah Engkau bahwa namaMu selalu saya sebut disetiap langkah saya… bahwa namaMu adalah nama terindah yang pernah saya kenal, bahwa dengan menyebut namaMu hati saya akan kembali tenang, bahwa namaMu mampu membuat segumpal daging merah bernama hati didalam jiwa saya bergetar, bahwa namaMu begitu indah bukan hanya ditelinga saya, tapi diseluruh darah yang mengalir sempurna didalam raga saya bahkan berdetak sempurna bak rentakan rampak gendang dijantung hati saya…

Ya ALLAH saya ingin Engkau tahu bahwa sangat mencintaiMu melebihi apapun yang disinari oleh matahariMu, sayang ingin Engkau tahu bahwa cinta saya ini membuat saya ingin terus memperbaiki diri agar Engkau tahu bahwa semua yang saya lakukan adalah untuk memperoleh cintaMu karena saya tahu bahwa saya tidak bertepuk sebelah tangan atas cinta ini…
Ya ALLAH kehadiranMu selalu ada dalam setiap helaan napas saya, tak sehelapun tanpa kehadiranMu, Engkaulah pelepas dahaga jiwa saya, Engkaulah penghapus rasa lapar jiwa saya, penyejuk mata, cahaya akal, pengharum batin, Engkaulah penawar racun didalam raga hamba… You are my everything, You are the step I made, You are my daily sunshine

Ya ALLAH jangan tinggalkan saya, jangan jauhi saya jika saya salah, … tak ada yang lebih baik dari yang saya miliki kecuali Engkau, tak ada cinta yang lain, tak akan saya mencintai apapun diduniaMu yang akan membuat Engkau cemburu dan marah lalu meninggalkan saya, TAK AKAN saya berselingkuh dengan Tuhan lain selain Engkau, tak akan ada cinta yang lain wahai ALLAH

Ya ALLAH inilah saya yang mencintaiMu melebihi apapun … jangan tinggalkan saya
Wahai ALLAH tercinta, yang tiada TUHAN selain Engkau … saya janji nanti saya akan kirimi lagi Engkau surat cinta saya yang lain ya ALLAH, saya tahu bahwa Engkau tidak pernah lelah menanti cinta saya … menunggu surat cinta saya yang lain, I LOVE YOU wahai ALLAH

Ketahuilah wahai ALLAH bahwa surat cintaMu yang terlukis indah dalam kitab suciMu Al Quran selalu saya baca untuk melepas kerinduan yang membuncah didalam jiwa saya … saya sangat sangat merindukanMU.

Memahami keperluan bermazhab(Bahagian 1/4)

Abdul Latif Rahbar: Memahami keperluan bermazhab (Bahagian 1 daripada 4)

Abdul Latif Rahbar

Segala puji bagi Allah ta’ala Pencipta syariah yang sempurna. Salawat dan Salam ke atas junjungan mulia Rasulullah s.a.w. yang telah menyampaikan syariah tersebut sebaik-baiknya.

Juga ke atas keluarga dan sahabat-sahabat Baginda s.a.w. yang mempraktikkannya kepada ummah yang datang kemudiannya. Dan ke atas imam-imam mujtahidin yang telah banyak berkorban dalam memimpin ummah ini dalam memahami syariah yang sempurna ini. Pembaca yang dimuliakan, dewasa ini kita sering mendengar slogan-slogan yang memanggil kita ke arah pemahaman al-Quran dan Sunnah yang sebenar. Malah ramai di kalangan ahli-ahli akademik sendiri yang menyarankan agar kita mengkaji sendiri sedalam-dalamnya kedua-dua sumber asal syariah kita yang mulia.
Sehinggakan ada di kalangan mereka yang menyatakan bahawa al-Quran dan Sunnah adalah pedoman utama, dan tidak perlu kita bergantung atau mengikut mana-mana mazhab kerana tiada arahan spesifik daripada Baginda s.a.w. supaya kita perlu mengikut individu-individu yang tertentu dalam menghidupkan agama dalam diri kita. Inilah slogan yang selalu kita dengar akhir-akhir ini, apabila ramai pihak melaung-laungkannya sambil menganggap bahawa bermazhab tidak akan membawa kita kepada kemajuan dan akan meninggalkan kita di bawah tempurung yang amat kecil. Lalu mereka memberikan keizinan umum kepada semua pihak tidak kira golongan terpelajar atau tidak untuk mengeluarkan pendapat atau melakukan sesuatu amalan asalkan sumber yang didapati benar-benar sahih walaupun pendapat tersebut terang-terang berlawanan dengan pendapat yang telahpun dikeluarkan oleh imam-imam mujtahid yang datang beribu tahun sebelum kita. Ada juga dalam kalangan mereka yang mengatakan bahawa terdapat pendapat imam tidak mengikut apa yang dinyatakan dalam hadis sahih, oleh itu tidak perlu kita mengamalkannya kerana kita hanya memerlukan sumber yang kuat sahaja dalam agama kita.
Lalu mereka menolak tarawih 20 rakaat, doa qunut pada waktu subuh, bacaan al-Fatihah di belakang imam dan pembatalan wuduk apabila tersentuh dengan wanita kerana pada "kajian" mereka amalan-amalan ini tidak bersandarkan kepada hadis-hadis yang sahih. Benarkah begitu? Pertama sekali perlu difahami bahawa untuk mengeluarkan sesuatu pendapat dalam bidang agama kita perlulah mengetahui A-Z bidang tersebut dan mestilah diiktiraf keilmuan kita mengenainya.
Perbuatan mengeluarkan pendapat tanpa ilmu yang diiktiraf adalah salah walaupun pendapat yang dikeluarkan adalah betul. Sebaliknya, sekiranya seseorang itu sudah diiktiraf mencapai tahap yang mana dia mampu mengeluarkan pendapat berdasarkan sumber agama, lalu dia berfatwa atau berijtihad mengenai sesuatu perkara, maka dia tetap akan mendapat ganjaran walaupun ada kemungkinan untuknya mengeluarkan pendapat yang tidak tepat dalam perkara tersebut. Seorang yang tidak mempunyai lesen perubatan sekiranya cuba merawat pesakit adalah dikira bersalah walau sehebat manapun ilmunya dalam bidang perubatan. Sekiranya untuk perubatan jasmani kita terlalu berhati-hati, apatah lagi bidang perubatan rohani? Perlu diingatkan bahawa yang boleh mengiktiraf seseorang untuk menncapai taraf mujtahid hanyalah golongan-golongan yangg sudah mencapai tahap yang sama. Hanya pakar perubatan boleh mengiktiraf sama ada seorang pelajar perubatan sudah layak untuk merawat pesakit atau sebaliknya. Diriwayatkan dalam Sunan Abu Daud dari Jabir r.a. bahawa: "Satu ketika kami telah melakukan pengembaraan lalu salah seorang dari kami telah terkena batu lalu terlukalah kepalanya. Pada malamnya dia telah berihtilam (mimpi basah) lalu dia bertanya kepada teman-temannya: 'Adakah kamu semua mendapati sebarang kelonggaran untukku bertayammum (tanpa perlu mandi wajib)?'” Mereka menjawab: 'Kami tidak menjumpai sebarang kelonggaran untukmu sekiranya kamu masih boleh menggunakan air.' Lelaki tersebut menunaikan mandi wajib dan terbukalah luka di kepalanya lalu dia meninggal." Apabila kami sampai kepada Rasulullah s.a.w dan berita ini disampaikan kepadanya Baginda s.a.w bersabda: 'Mereka (yang berpendapat bahawa dia tidak boleh bertayamum) telah membunuhnya, semoga Allah ta’ala membunuh mereka! Mengapa tidak mereka bertanya sekiranya mereka tidak tahu? Sesungguhnya satu-satunya rawatan bagi kejahilan adalah dengan bertanya.'” (Abu Daud 1.93) Setiap pendapat yang dikeluarkan oleh imam-imam mujtahid sebelum kita seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Ahmad bin Hanbal adalah pendapat yang telah ditapis, dikaji dan dibahas sebelum mereka berfatwa mengenainya. Imam-imam tersebut akan terlebih dahulu mengambil kira pro atau kontra sesuatu ayat al-Quran dan Sunnah dan bukan hanya bersandarkan kepada sepotong hadis yang mereka temui. Imam Malik misalnya tidak pernah mengeluarkan pendapat melainkan pendapat tersebut terlebih dahulu diutarakan dan dipersetujui oleh 70 ulama yang hidup pada zaman beliau.
Imam Abu Hanifah mempunyai majlis fatwa beliau yang terdiri dari puluhan ulama yang membahaskan kesemua masalah agama sebelum meluluskan sesuatu fatwa.
Kerana sifat berhati-hati inilah ulama Ilmu Rijal (ilmu berkenaan sejarah perawi-perawi hadis) sama sekali tidak pernah mempertikaikan imam-imam mujtahid dari segi kemampuan mereka berijtihad.
-----------------------------------------------------------------------------

REAKSI

Menangapi tulisan Abdul Latiff Rahbah: BERMAZHABOleh edu global Alhamdulillah, dengan izin-Nya semata saya telah dapat membaca bahagian satu tulisan Tuan Abdul Latif tentang memahami Keperluan Bermazhab.Dari awal tulisan lagi sudah menampakan tentang situasi yang sedang melanda negara ini dimana sekarang ini tengah hangat diperkatan tentang menjamurnya fahaman dan kesadaran terutama kalangan terpelajar akan itikad kembali kepada Quran dan Sunnah seperti yang diserukan oleh beberapa Ulama yang mutabar.. bahawa untuk menjayakan umat Islam kita harus kembali kepada Al Quran dan Sunnah.Saya yakin pada satu saat negara ini akan ada satu perukhan ketara dalam memahami Islam sesuai dengan perkembangan zamannya dimana sekarang dunia pendidikan di negara ini semakin maju, hampir disetiap negeri sudah ada universiti dan dalam universiti itu ada pengajian islam, maka sudah tentu ia akan ada penemuan penemuan yang dianggap baru oleh setiap pelajar dengan dan atas bimbingan Al Quran dan Sunnah. Pemikiran kolot dan ortodoc akan lenyap..orang yang masih berpikir tentang hal sifatnya furu' akan ketinggalan zaman...dan digantinya dengan generasi Qurani yang penuh setia kepada kedua Sumber utama al Quran dan al Sunnah... seperti yang disebut oleh Sayid Qutub.Adapun pahaman tentang bermazhab seperti yang ditulis oleh tuan Abdul Latif dan akan diteruskan dengan siri tulisannya akan berusaha mempertahankan pemahaman tentang pentingnya bermazhab yang empat Syafi'i, Maliki, Hambali dan Hanafi.Sepatutnya penulis sebaiknya menjelaskan terlebih dahulu apa itu bermazhab. Walaupun telah banyak diperkatakan, tapi ianya perlu terutama bagi orang awam dan jahil seperti saya ini..dimulai dari awal timbulnya dan sampai kepada perkembangannya..Secara singkatnya, mengulang fahaman bermazhab bahawa ia adalah teori imperialis barat, penjajah terutama Yahudi dan Nasrani untuk menghancurkan Umat Islam dan melumpuhkan dunia Islam. Dan ia memang betul. Melihat tulisan ini ia akan menyerang orang yang tidak Qunut, Fatihah dibelakang imam, tarawih 20 rakaat.Kasian umat Islam, orang Yahudi dengan segala upaya akan berusaha untuk menghancurkan ummat Islam dengan segala caranya, kita masih berebut hal-hal yang sifatnya furu' (cabang) bukan yang prinsip aqidah dan lain-lain. Setiap hari umat Islam dibunuh oleh Yahudi terutama di Palestin, ini masih asik bincang fasal qunut dan tak qunut...saya yakin tidak akan membawa pada penyelesaian....ia hanya membuang waktu dan tenaga...Orang kafir sudah berpikir yang lebih maju, umat Islam masih memikir hal yang sifatnya remeh temeh.Sangat heran kenapa umat Islam ini suka sangat bertelagah terutama dalam hal furu'.. sepatutnya kalau menengok situasi hari ini sudah sepatutnya insaf untuk memikir macamana kita bersatu untuk mempertahan maruah,,untuk membela darah sendiri yang diinjak-injak, dihilangkan haknya oleh manusia yang zalim Yahudi dan Nasrani seperti yang berlaku di Palestin.Sepatutnya pihak editorpun tidak patut memuat tulisan seumpama ini, kerana ia tidak mencerminkan kesatuan dan perpaduan.. justru memperuncing pada perpecahan..Ini bertentangn dengan missi Rabbani (al Quran) Firman Allah:Ertinya: "Dan berpegang teguhlah kamu kepada tali Allah seraya berjamaah dan jangn berpecah belah" (AliImran 103).Akhbar Harakah sepatutnya menjadi duta al Quran iaitu untuk menyatukan ummat bukan untuk memcahkannya..tulisan ini jelas akan memecahbelahkan pembaca antara yang pro dan contra... "Wahai orang-orang yang berimantakutlah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takut..(al Imrah 102)..Atas dasar ini, hentikanlah perbalahan kerana tidak akan membawa apa-apa manfa'at kecuali kehancuran...dan bersatulah semua kerana ia merupakan rahmat...hentikan saling serang menyerang antara kita, saling salah menyalah, sudah saatnya kita duduk semeja, bincang dengan suasana kondusif..bersatulah untuk memperkukuh saf perjuangan yang amat dikasihi Allah yang seumpama bangungan yang kuat lagi kukuh (al SAf:3), Sekiranya ada perbezaan alQuran telah memberi panduan 'sekiranya kamu bertanazu'/berbeza pendapat, maka kembalikanlah kepada Allah (al Quran dan Rasul-Nya (al Sunnah) seperti yang disebut dalan surat al Nisa 59.Kepada pihak editor sekali lagi saya harapkan muatlah tulisan yang sifatnya kearah mendidik kepada kesatuan dan persatuan dan bukan sebaliknya.Kepada penulis saya harap tulislah yang lebih bermanfaat untuk mengarah kepada kekuatan saf kita sebagai ummat yang satu seiman se aqidah..fokuskan kearah macamna melawan pihak musuh yang saban hari saban detik memikirkan untuk menghancurkan ummat islam seperti orang Yahudi dan orang kafir yang lain..Sekian, sekiranya tulisan ini benar, maka kebnaran datang daripada Allah, tapi jika sebaliknya, maka kesalahan dan kekeliruan itu datang dari kejahilan saya. Saya beristigfar atagfirullah, wallahu'alam.

Ilmu hadith belum cukup tanpa fiqah(Bahagian 2/4)

Abdul Latif Rahbar: Ilmu hadith belum cukup tanpa fiqh (Bahagaian 2/4)

Abdul Latif Rahbar

Ilmuan-ilmuan Islam yang terkenal seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud dan lain-lain imam muhaddithin yang mana mereka sudahpun menghafal ratusan ribu hadis masih tetap mengamalkan agama berdasarkan mazhab imam-imam mujtahid walaupun pada pandangan mata umum apalah perlunya mereka bertaqlid sedangkan mereka mempunyai ilmu agama yang jauh lebih daripada cukup? Di sinilah bezanya antara fuqaha (ahli-ahli fiqh) dan muhaddithin (ahli-ahli hadith). Apabila seseorang itu mengetahui beribu hadis sekalipun, tetapi dia tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk membahaskannya, maka dia tidak layak untuk mengeluarkan sesuatu pendapat. Mereka-mereka yang mempelajari Sunan Tirmizi pasti mengetahui bahawa apabila membincangkan masalah fiqh, Imam Tirmizi tidak pernah mengambil pendapat guru beliau Imam Bukhari, tetapi beliau menyebut nama-nama seperti Imam Malik, Imam Syafie, Imam Ahmad atau ulama Kufah iaitu Imam Abu Hanifah.

Imam Tirmizi hanya akan mengambil nama Imam Bukhari apabila beliau membahaskan kesahihan atau status sesuatu hadis, kerana beliau mengetahui bahawa walaupun Imam Bukhari adalah pakar dalam bidang hadis, tetapi kepakaran Imam Bukhari dalam ilmu fiqh belum dapat menandingi kepakaran yang ada pada imam-imam mujtahid. Dapat kita fahami di sini, bahawa setinggi manapun ilmu hadith seseorang itu, belum tentu dia layak mengeluarkan fatwa sekiranya dia tidak mempunyai ilmu fiqh yang cukup. Sekiranya datang dua nas bertentangan antara satu sama lain, yang mana kedua-duanya adalah sahih dan sama kuat, yang mana satukah akan kita ambil? Ini hanya dapat dilakukan seandainya kita mampu memahami selok-belok ilmu fiqah, bukan dengan hanya bersandarkan kepada kesahihan semata-mata. Sebagai contoh ingin penulis menceritakan di sini perbahasan antara dua imam mujtahid Abu Hanifah dan Awza’I mengenai masalah mengangkat kedua belah tangan selepas bangun dari rukuk. Imam Awza’i mengatakan: “Saya meriwayatkan dari Salim, dari Nafi’ dari Ibnu Umar bahawa Rasulullah s.a.w. mengangkat tangan dalam solat Baginda s.a.w.” Lalu Imam Abu Hanifah menjawab: “Saya meriwayatkan dari Hammad, dari Ibrahim An-Nakh’i dari ‘Alqamah dari Ibnu Mas’ud bahawa Rasulullah s.a.w tidak mengangkat tangan Baginda s.a.w.” Imam Awza’i membalas: “Saya membawa sanad (rangkaian periwayat) yang lebih sedikit dan tuan ingin berhujah dengan sanad yang lebih perantaraannya?” (Mengikut pendapat ulama hadis, hadis yang lebih kurang perantaraannya antara perawi dengan Baginda s.a.w adalah lebih kuat dari hadis yang mempunyai lebih perawi, seperti yang tertera di atas bahawa antara Imam Awza’i dan Rasulullah s.a.w hanya tiga perawi dibandingkan dengan Imam Abu Hanifah yang mempunyai empat perawi). Jawab Imam Abu Hanifah: “Hammad lebih faqih daripada Salim, Ibrahim An-Nakh’i lebih faqih daripada Nafi’ dan ‘Alqamah lebih faqih daripada Ibnu Umar walaupun beliau adalah seorang sahabat Nabi s.a.w. Dan Ibnu Mas’ud adalah Ibnu Mas’ud (siapakah yang dapat menafikan kefaqihan Ibnu Mas’ud?).” Di sini Imam Abu Hanifah mengambil kira faktor kefaqihan perawi dalam mengeluarkan fatwa dan bukan bersandarkan kepada kekuatan dan nilai sesebuah hadis semata-mata. Pun begitu perlu diingatkan bahawa menurut pendapat Imam Syafie mengangkat tangan selepas rukuk adalah sunnah kerana ia adalah amalan penduduk Tanah Haram dan Syam, yang mana terdapat sekurang-kurangnya 35,000 sahabat dikebumikan di Syam. Dalam sebuah hadith riwayat Sunan, Nabi s.a.w. bersabda: "Semoga Allah ta’ala menyegarkan fikiran orang yang mendengar perkataanku, lalu dia menyampaikannya sepertimana yang dia dengar. Betapa ramai orang yang disampaikan itu lebih memahami dari si pendengar asal itu sendiri." Di sini Nabi s.a.w. sendiri mengkategorikan antara mereka yang menghafal hadis dan mereka yang memahami hadis. Kerana itulah Imam A’mash salah seorang perawi Bukhari telah berkata kepada anak murid beliau Imam Abu Hanifah: “Kamu wahai golongan fuqaha’ adalah doktor dan kami (golongan muhaddithin) hanyalah penjual ubat.” Dalam I’lam al-Muwaqqi’in Imam Ibnul-Qayyim meriwayatkan bahawa satu ketika Muhammad bin Ubaidullah bin Munadi telah mendengar seorang lelaki bertanya kepada guru beliau Imam Ahmad bin Hanbal: “Apabila seseorang itu menghafal 100,000 hadith, adakah dia dikira sebagai seorang yang faqih?” Imam Ahmad menjawab: “Tidak.” Dia ditanya lagi: “Sekiranya 200,000 hadith?” Balas beliau: “Tidak.” Orang itu bertanya lagi: “Sekiranya 300,000?” dan sekali lagi Imam Ahmad menjawab tidak. Kemudian orang itu bertanya: "Bagaimana sekiranya dia menghafal 400,000 hadith?” Lalu Imam Ahmad mengisyaratkan dengan tangan beliau, “Lebih kurang begitulah.” Riwayat di atas memberi gambaran jelas kepada semua, dengan hanya mempelajari beberapa ribu hadis belum tentu kita mampu untuk melayakkan diri kita dalam mengeluarkan pendapat sewenang-wenangnya. Apatah lagi bila hanya tahu beberapa kerat hadis? Mengapakah kita perlu bermazhab? Inilah soalan yang sering diajukan oleh ghair muqallidin (golongan tidak bermazhab). Jawapannya amat ringkas: Apabila kita tidak mempunyai ilmu yang cukup maka wajib untuk kita mendengar mereka yang paling arif, dan sekiranya kita mempunyai ilmu yang cukup maka haram untuk kita mengikut mana-mana mazhab. Ini bersesuaian dengan mafhum firman Allah ta’ala dalam surah al-Mulk apabila Allah ta’ala menceritakan perihal penduduk neraka: "Dan mereka berkata: 'Sekiranya kami mendengar (patuh) atau kami memahami (akan agama) maka sudah tentulah kami tidak akan menjadi penduduk Sa’ir (Neraka)'". Walaupun ayat di atas adalah berkenaan dengan iman, tetapi memandangkan konteks ayat adalah luas maka ulama berhujah tentang betapa pentingnya patuh kepada yang mahir. Dan sekiranya kita tidak mahu patuh maka kita sendiri mestilah menjadi dari golongan yang berakal dan memahami sedalam-dalamnya.
Sekiranya kita tidak berhati-hati, maka dikhuatiri kita akan terjebak lalu tergelungsur jatuh dan jauh menyimpang dari kehendak syariah walaupun pada asalnya niat yang sebenar adalah untuk menegakkan hukum Allah di atas muka bumi bersesuaian dengan yang di bawa oleh Baginda s.a.w. Amalan ulama yang jauh lebih mahir berbanding kita sendiri adalah hujah yang kuat betapa kita tidak sepatutnya dengan sewenang-wenang mengeluarkan pendapat sendiri. Nama-nama seperti Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasa'i, Ibnu Majah, Tahawi, Ibnu Hajar, Ibnu Rushd, Sayuti, Ibnu Kathir adalah antara mereka yang bertaqlid dengan imam-imam mujtahid yang datang sebelum mereka. Golongan yang tidak mengikut mazhab pada hari ini banyak menggunakan pendapat Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Qayyim dalam membahaskan pendapat mereka. Tidakkah mereka sedar bahawa keduanya adalah antara ulama ulung dalam mazhab Hanbali? Dan mengapa tidak sahaja mereka digelar Taimi sekiranya mereka merasakan bahawa pendapat Ibnu Taimiyyah sahaja yang berasaskan al-Quran dan Sunnah?
Adakah imam-imam mujtahid terdahulu tidak memahami sunnah sedangkan zaman mereka jauh lebih dekat dengan zaman Baginda s.a.w. dan para sahabat kalau nak dibandingkan dengan Ibnu Taimiyyah yang datang enam hingga tujuh abad selepas imam-imam mujtahid? Hakikatnya apabila kita berpegang kepada pendapat imam mujtahid, kita sudahpun berpegang kepada dalil dan tali yang kukuh. Imam Dzahabi seorang ahli sejarah yang terkenal dan alim mengenai ilmu-ilmu perawi hadis dalam kitab-kitab beliau tidak pernah berbahas mengenai imam-imam mujtahid. Ini kerana penerimaan umum dan kehebatan imam-imam mujtahid mencapai darjah mutawatir, iaitu mustahil untuk orang ramai bersepakat untuk berbohong dalam menyatakan keunggulan imam-imam tersebut. Ghair muqallidin hari inipun lebih banyak berpandukan pendapat ulama yang tidak mengikut mazhab seperti mereka antaranya Syeikh Nasirudin al-Albani. Persoalannya sekarang apabila mereka mengikut al-Albani maka mereka sahajalah Ahlusunnah wal-jama’ah. Dan apabila kita terikat dengan pendapat-pendapat Syafie maka kita tidak digelar sebagai Ahlussunnah. Di manakah keadilan? Jadi, apabila kita sedia maklum bahawa ilmu yang ada pada kita hari ini belum tentu cukup untuk kita berbahas segala dalil dalam sesuatu masalah agama, apakah hak kita untuk berijtihad apatah lagi memberi keizinan umum kepada orang-orang awam untuk berijtihad sendiri? Sedangkan tahap pemahaman dalam kalangan ulama ada bezanya, apakah perlu kita menyusahkan orang ramai untuk berfatwa?

Kenapa perlu memilih mazhab?(bahagian 3/4)

Abdul Latif Rahbar: Kenapa perlu memilih mazhab? (Bahagian 3/4)

Abdul Latif Rahbar

Kita tidak berijtihad, tetapi kita memilih salah satu dari dua pendapat imam-imam. Bagaimana pula ini dikatakan sebagai ijtihad? Mengapa kita hanya perlu mengikut satu mazhab sahaja? Tidak bolehkah kita mencampur-adukkan semua pendapat dan memilih yang terbaik? Menjawab persoalan di atas, ijtihad bermakna mengeluarkan pendapat. Apabila terdapat dua pendapat yang berlainan, memilih salah satu dari kedua pendapat itu juga dikira sebagai ijtihad. Ikhtilaf yang timbul antara mazhab hari ini sebenarnya adalah ikhtilaf dan perbezaan pendapat sejak zaman para sahabat lagi. Sekiranya terdapat percanggahan pendapat antara dua sahabat, maka imam-imam akan terlebih dahulu meneliti yang mana satukah antara percanggahan tersebut yang lebih menepati syarak. Hasilnya adalah ikhtilaf yang kita lihat pada hari ini. Imam Abu Hanifah lebih condong dalam memilih pendapat Ibnu Mas’ud misalnya dan Imam Syafie lebih kepada Ibnu Abbas. Tidaklah bermakna mereka tidak mengetahui pendapat sahabat-sahabat yang lain. Jadi, apabila kita melihat terdapat dua pendapat yang berlainan, maka memilih salah satu ke atas yang lain juga dikira sebagai ijtihad kerana ini jualah amalan imam-imam mujtahid yang terdahulu. Dan untuk kita memilih salah satu dari pendapat tersebut kita mestilah mempunyai dalil dan nas yang cukup di samping mengetahui kesemua dalil dan nas, pro dan kontra masalah berkenaan. Alasan bahawa kita tidak mengeluarkan pendapat dan masih berpegang kepada pendapat seseorang imam tanpa mengikut imam tersebut dalam lain-lain masalah adalah tidak dapat diterima sama sekali. Oleh itu sekiranya ada dalam kalangan kita yang mahu berbuat demikian, hendaklah dia fikirkan kesemua jawapan terhadap persoalan yang bakal dibangkitkan dari segi bahasa, usul, hadis dan lain-lain sebelum dia memilih untuk memilih sebarang pendapat kerana inilah yang telah dilakukan oleh mujtahid-mujtahid terdahulu. Pernah satu ketika Khalifah Harun ar-Rashid mencadangkan kepada Imam Malik agar disatukan kesemua mazhab dan diambil yang terbaik. Jawapan Imam Malik ialah kesemua perbezaan pendapat adalah berdasarkan sunnah Nabi Muhammad s.a.w. Sekiranya diambil satu sahaja dari kesemua perbezaan tersebut dan ditinggalkan yang lain sedangkan ada kemungkinan yang ditinggalkan itu sebenarnya tepat maka seolah-olah kita meninggalkan sunnah Nabi s.a.w. Jadi tiada keperluan untuk menyatukan semua mazhab apabila kesemua sunnah Nabi s.a.w dapat diamalkan walaupun oleh berlainan puak. Majoriti ummah pada hari ini membaca al-Quran dengan riwayat Hafs daripada Imam ‘Asim al-Kufi. Seperti yang diketahui umum, terdapat 10 qiraat hari ini yang masih boleh dibaca dalam solat. Di utara Afrika misalnya mereka membaca al-Quran dengan riwayat Qalun atau Warsh dari Imam Nafi’ Madani. Ulama qiraat mengatakan bahawa qiraat yang boleh dibaca pada hari ini hanyalah sepuluh dan setiap sepuluh qiraat tersebut mencapai darjat mutawatir (terlalu ramai bersepakat mengenai cara pembacaannya sejak zaman Rasulullah s.a.w sehingga kini sehingga mustahil untuk mereka berkomplot untuk menipu mengenainya). Semua ahli qiraat bersetuju bahawa diperbolehkan untuk membaca kesemua qiraat dalam satu tilawah dengan cara kita membaca setiap ayat beberapa kali di samping mengkhatamkan setiap cara bacaan. Ataupun kita kumpulkan kesemua qiraat tanpa mengulang ayat tersebut berulang kali, sebaliknya menghabiskan setiap qiraat terhadap setiap perkataan. Untuk memahami hal ini lebih lanjut kita bolehlah mendengar tilawah dari Syeikh Abdul Basit atau dari bacaan Syeikh Na’ina misalnya. Pun begitu ahli qiraat mengatakan ketika tilawah tidak dibolehkan membaca satu ayat dalam sesuatu qiraat, kemudian membaca ayat yang berikutnya dalam qiraat yang lain kerana perkara ini tidak pernah dilakukan oleh mana-mana pihak. Hal ini disepakati oleh semua sama ada pihak yang bermazhab atau selainnya. Jadi sekiranya kita tidak boleh mengambil qiraat dan membacanya bercampur-aduk dengan sesuka hati, bagaimana pula kita boleh mencampur-adukkan pendapat antara mazhab sesuka-hati? Mengapa golongan yang tidak bermazhab dalam bidang fiqh bertaqlid dengan Imam Hafs dan Imam ‘Asim dalam bidang qiraat? Mengapa tidak mengatakan bahawa Imam ‘Asim tidak pernah memaksa sesiapun untuk bertaqlid dengan beliau? Mengapa soalan-soalan yang sering diutarakan dalam perbahasan fiqah langsung tidak pernah diutarakan dalam ilmu qiraat? Sekiranya kita berpendapat perlu kita bertaqlid dengan Imam qiraat, maka tidak dapat tidak kita juga mesti bertaqlid dengan imam-imam mujtahidin.

Sejarah 4 mazhab (Bahagian 4/4)

Abdul Latif Rahbar: Sejarah empat mazhab (Bahagian 4/4)

Abdul Latif Rahbar

Bukankah imam-imam mujtahid sendiri tidak pernah memaksa sesiapapun untuk mengikut mereka? Dan bukankah Imam Syafie sendiri mengatakan bahawa apabila sahih sesebuah hadis maka itulah mazhabku? Menjawab persoalan ini, memang benar imam-imam mujtahid sama sekali tidak pernah memaksa murid mereka mengikut mazhab atau pendapat-pendapat yang mereka keluarkan. Tetapi harus diingatkan bahawa imam-imam mujtahid tersebut mempunyai anak murid yang sudahpun mencapai tahap mempunyai kelayakan dan kemampuan untuk membezakan antara dua dalil. Jadi perkataan Imam Syafie misalnya ditujukan kepada Imam Muzani, perkataan Imam Abu Hanifah ditujukan kepada Imam Abu Yusuf dan Imam Muhammad.Apabila Imam Syafie mengatakan bahawa, “Apabila sahih sesebuah hadis maka itulah mazhabku,” yang dimaksudkan ialah apabila sahih sesebuah hadis dan ia menepati usul yang telahku istinbatkan dari al-Quran dan sunnah maka itulah mazhabku. Ini dapat kita ketahui sekiranya kita mempelajari usul-usul dan kaedah istinbat yang ditetapkan oleh Imam Syafii rah.a sendiri. Bukanlah sahih di sini bermakna sahih pada pandangan ahli-ahli hadis semata-mata. Sekiranya maksud Imam Syafie adalah seperti itu maka sudah tentu Imam Syafie akan mengatakan bahawa menyentuh wanita yang bukan mahram tidak akan membatalkan wudhu. Tetapi memandangkan terdapat dalil-dalil lain yang perlu diambil kira, maka langkah selamat ialah dengan mengatakan bahawa ianya membatalkan wudhuk. Oleh itu, kita tidak boleh menganggap bahawa kesemua yang kita anggap sahih adalah mazhab Syafie melainkan kita sendiri sudah mencapai darjat Imam Muzani. Pun begitu tidak banyak fatwa Imam Syafie ditolak oleh pengikut beliau walaupun selepas kewafatannya. Sekiranya maksud kalam Imam Syafie adalah seperti yang didakwa oleh mereka yang tidak bermazhab, sudah tentu pakar-pakar fiqah dan hadis seperti Imam Nawawi dan Hafiz ibnu Hajar akan mengubah fatwa mazhab Syafie kepada "yang lebih sahih." Tetapi hal sedemikian tidak terjadi dan menunjukkan bahawa maksud perkataan Imam Syafie bukanlah seperti yang mereka dakwa. Imam Abu Hanifah sendiri misalnya tidak pernah memaksa Abu Yusuf mengikut mazhab beliau. Tetapi telah diriwayatkan pada satu ketika Imam Abu Yusuf telah melancarkan halaqah ilmunya sendiri, lalu Imam Abu Hanifah menghantar wakil untuk mengajukan beberapa soalan yang musykil kepada Imam Abu Yusuf sambil mengatakan kepada wakil tersebut sekiranya Abu Yusuf mengatakan "Ya" salah, dan sekiranya dia mengatakan "Tidak" pun salah. Akhirnya Imam Abu Yusuf kembali menghadirkan diri ke majlis Imam Abu Hanifah.Tindakan Imam Abu Hanifah di atas bukanlah untuk memaksa Imam Abu Yusuf untuk bermazhab dengan mazhab Hanafi, tetapi untuk mengingatkan Imam Abu Yusuf bahawa beliau masih belum bersedia untuk mengemukakan ijtihad beliau sendiri walaupun beliau adalah anak murid Imam Abu Hanifah yang paling kanan. Kesemua yang mempelajari sejarah tentu tahu bahawa Imam Abu Yusuf telah dilantik sebagai qadi besar empayar Abbasiah. Bukanlah calang-calang boleh menjadi ketua qadi pada zaman yang dipenuhi ilmuan-ilmuan berwibawa. Mengapa hanya mengiktiraf empat mazhab dan tidak lebih? Pada zaman Baginda s.a.w. para sahabat berpandukan ajaran yang mereka dapat secara langsung daripada Rasulullah s.a.w. sendiri. Dan selepas kewafatan Baginda s.a.w. ramai sahabat yang bertaqlid dengan pendapat mereka-mereka yang rapat dengan Bagida s.a.w. seperti khalifah rashidin, Ibnu Mas’ud dan lain-lain. Namun selepas tersebarnya agama ke seluruh pelusuk alam sahabat berhijrah ke tanah-tanah yang dijajah demi untuk mengajar kepada saudara-saudara baru mengenai Islam. Mereka menyampaikan apa yang mereka lihat dan dengar sendiri dari Baginda s.a.w. Dan bermulalah zaman penyebaran hadis, dengan tabi’in mula mengembara dan berjumpa dengan para sahabat demi untuk mendapat ajaran sunnah Baginda s.a.w. Demikianlah juga pada zaman tabi’-tabi’in. Ketika itu taqlid terhadap individu tertentu sudahpun berlaku. Penduduk madinah misalnya banyak bertaqlid dengan pendapat Zaid bin Thabit yang juga adalah penulis wahyu rasulullah s.a.w. Penduduk Basrah dan Kufah bergantung dengan pendapat Ibnu Mas’ud. Penduduk Syam bertaqlid dengan Muadz bin Jabal r.a dan penduduk Makkah dengan Ibnu Zubair r.a. begitulah halnya ummat ketika itu memahami bahawa kita perlu mengikut amalan mereka-mereka yang jauh memahami sunnah baginda s.a.w. Selepas zaman sahabat sehinggalah abad ketiga hijrah memang terdapat ribuan mujtahidin seluruh dunia. Imam-imam mujtahid seperti Abu Hanifah, Hasan Basri, Sufyan Thauri, Sufyan bin Uyainah, Syafie, Malik bin Anas, Ahmad bin Hanbal, Awza’i, Ishaq bin Rahwayh/Rahuyah dan lain-lain adalah di antara mereka-mereka yang mempunyai ramai pengikut dan muqallid. Namun selepas abad keempat hanya tinggal beberapa mazhab seperti Hanafi, Maliki, Syafii, Hanbali, Awza’i, dan Zahiri. Mazhab-mazhab lain semakin sedikit pengikutnya memandangkan empat mazhab ini menjadi ikutan di kota-kota utama dunia Islam ketika itu. Hanafi dan Hanbali di Iraq, Maliki di Andalusia dan Afrika, Syafie di tanah Parsi dan di Mesir, Awza’i di tanah Syam dan hanya sebilangan kecil Zahiriyyah iaitu mereka-mereka yang bertaqlid dengan Daud az-Zhahiri. Selepas abad kelima Awza’i dan Zahiriyyah juga lenyap walaupun pendapat mereka dibukukan oleh pengikut-pengikut mereka. Dan kekallah empat mazhab sehingga ke hari ini kerana masih mempunyai pengikut dan tradisi ini diamalkan zaman-berzaman. Ummah sejak dulu hingga kini berasa selesa dengan bertaqlid kerana mereka sedar ketidakmampuan mereka dalam berijtihad. Dalam tempoh ummah mula bertaqlid iaitu sejak abad ketiga hijrah hingga kini terdapat ramai ulama hadis yang lahir seperti Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasa'i, Ibnu Majah, Baihaqi, Tahawi, Daruqutni dan lain-lain yang mana ilmu mereka dalam bidang hadis dan agama tidak dapat dinafikan oleh mana-mana pihak. Namun mereka sendiri berasa selesa dengan bertaqlid akan para imam. Sesungguhnya bertaqlid dengan imam seperti yang dilakukan oleh jumhur ummah dan ulama adalah sesuatu yang amat mustahak lebih-lebih lagi pada masa kini yang penuh dengan kejahilan dan kekufuran. Mereka sudah memudahkan urusan ummah dalam segala segi dan bidang. Memilih untuk berijtihad sendiri dan meninggalkan ajaran mereka yang jauh lebih hebat dari kita adalah sama seperti meninggalkan Mann dan Salwa hanya semata-mata demi untuk mendapatkan timun dan bawang. Dan Allah ta’ala jualah yang Maha Mengetahui.

Rayakan syawal,jangan tentang usaha Nabi saw



Rayakan Syawal, jangan tentang usaha Nabi s.a.w.


Thursday, 30 Ramadan 1431

Perutusan Hari Raya Presiden PAS

Allahuakbar, Allahukbar, Allahuakbar…Lailaha Hilallah Wallahu Akbar,Allahuakbar Walillahil Hamd.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Dengan Nama Allah Tuhan Yang Maha Pemurah Lagi Penyayang;


Saya bagi pihak Parti Islam Se-Malaysia (PAS) mengucapkan kepada seluruh muslimin dan muslimat. Selamat menyambut Hari Raya Aidilfitri, hari raya kurnia Allah SWT bersempena dengan kita menunaikan ibadat puasa di bulan Ramadan. Menjadi kelaziman selepas menunaikan ibadat-ibadat yang besar. Allah Ta’ala, mengurniakan hari yang besar. Bagi sembahyang lima waktu dikurniakan hari Jumaat, bagi puasa Ramadan dikurniakan Hari Raya Aidilfitri dan bagi ibadat Haji dikurniakan Hari Raya Korban (Aidiladha).


Hari Raya Aidlifitri mempunyai keistimewaan yang tersendiri. Setelah umat Islam dididik, ditarbiyyah dengan mengerjakan ibadat puasa di bulan Ramadan, supaya menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Adalah juga menjadi suatu hikmah yang besar apabila Allah SWT memilih di bulan Ramadan ini berlakunya peristiwa al-Quran Karim diturunkan dan peristiwa peperangan Badar. Peristiwa pembukaan Mekah, diikuti dengan bulan Rejab, bulan Syawal dengan peristiwa Ahzab.


Ini menunjukkan bahawa kemuncak kepada taqwa yang ditarbiyyahkan melalui puasa Ramadan. Orang-orang yang beriman hendaklah menerima al-Quran Karim, satu-satunya petunjuk yang benar kerana ia (al-Quran) daripada Allah SWT. Setelah Allah SWT menyatakan tujuan ibadat puasa itu, supaya kamu (manusia) bertaqwa kepada Allah SWT.


Allah SWT juga menegaskan, “Kitab (al-Quran) ini tidak syak lagi memberi Petunjuk kepada orang-orang yang bertaqwa”. Dan hanya orang-orang yang bertaqwa yang menjadikan al-Quran Karim sebagai Petunjuk. Marilah kita mempelajari daripada menafsirkan al-Quran Karim secara praktikal atau amali yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.


Apabila beramal dengan al-Quran bukan sahaja mengaku menjadi seorang Islam yang mengucap dua kalimah syahadah. Tetapi, disertakan dengan keimanan yang sungguh-sungguh dan dalam masa yang sama menegakkan al-Quran itu menjadi Petunjuk dalam seluruh cara hidup individu, keluarga dan masyarakat.


Apabila Rasulullah SAW berusaha untuk mendirikan sebuah negara atau amalan politik. Ini menunjukkan bahawa seluruh al-Quran Karim tidak boleh dilaksanakan melainkan dengan adanya amalan (kuasa) politik yang menjadi syarat, kerana hukum-hukum yang ada dalam al-Quran Karim mensyaratkan adanya negara yang didirikan. Negara yang dilandaskan al-Quran Karim itu dan Petunjuk yang diajar oleh Rasulullah SAW supaya hukum-hukumnya diamalkan.


Para ulama’ mengatakan, “Apa yang tidak sempurna dari perkara yang wajib melainkan dengannya, maka ia (perkara itu) menjadi wajib”. Bagi mendirikan sembahyang syaratnya mestilah berwudhuk, maka berwudhuk untuk sembahyang yang wajib hukumnya wajib. Bagi menutup aurat yang wajib mestilah mempunyai pakaian yang lengkap bagi menutup aurat. Maka, mencari pakaian yang lengkap bagi menutup aurat hukumnya adalah wajib. Bagi melaksanakan seluruh perintah-perintah al-Quran Karim memerlukan amalan politik bagi mendirikan negara yang mendaulatkan Syariat (hukum) Allah. Maka, berpolitik mendirikan negara adalah wajib. Inilah yang dilakukan oleh Nabi SAW. Apabila di sana terdapat di kalangan manusia yang tidak boleh menerima petunjuk al-Quran Karim. Ini kerana, al-Quran itu menghalang hawa nafsu mereka untuk memerintah secara zalim dan diktator. Untuk mereka melakukan cara yang melampau dalam menyalahgunakan kuasa, menyalahgunakan nikmat harta negara yang diberi oleh Allah SWT. Meneguhkan kuasa menyebabkan seseorang itu boleh membuat apa sahaja.
Apabila al-Quran Karim menghalang kelakuan yang haram dan buruk itu, menyebabkan kumpulan-kumpulan yang mahu melakukan amalan itu menentang usaha Nabi SAW untuk mendirikan negara Islam. Maka, berlakulah pertembungan antara haq dan batil, di antara benar dan salah, di antara adil dan zalim. Inilah yang menimbulkan peristiwa Badar, yang menimbulkan pembukaan Mekah, yang menimbulkan peristiwa Ahzab.


Apa yang menarik, peristiwa-peristiwa ini melibatkan bangsa Arab, melibatkan orang-orang Yahudi Ahlil Kitab. Ini menunjukkan bahawa pertembungan yang melahirkan Furqan, yang membezakan haq dan batil, bukan di atas asas kebangsaan, bukan di atas asas ke negerian. Tetapi di atas asas prinsip aqidah Islam yang benar, yang menegakkan iman, yang menolak kufur, yang menegakkan Islam, yang menolak jahiliah, yang menegakkan adil yang menolak kezaliman.


Inilah semangat yang perlu dilahirkan dari Ramadan, semangat yang diperlukan lahir dari hari raya. Di sinilah hikmatnya, mengapa tiap-tiap hari raya kita bertakbir membesarkan Allah SWT dengan menyebut ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar’ dan Allah sahaja Yang Maha Besar. Dan bagi Allah sahaja kepujian dan kita menyebut (maksudnya): “Tidak ada Tuhan yang sebenar melainkan Allah, Esa-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya, yang menolong hamba-Nya, yang berjuang untuk menegakkan Islam, yang menghancurkan bala tentera Ahzab. Yang menentang usaha bagi menegakkan Islam itu”.


Inilah semangat hari raya yang perlu disambut. Dalam masa yang sama, kita hendaklah mengukuhkan saf umat Islam itu sendiri. Khususnya, di kalangan mereka yang menegakkan Islam dengan mengeratkan hubungan persaudaraan di antara satu sama lain. Dan mereka yang terlanjur melakukan kesilapan hendaklah sedar dan insaf serta kembali ke pangkal jalan. Sebagaimana yang ditunjuk oleh generasi awal umat Islam yang membawa mereka kepada kemuliaan. Kemuliaan yang diberi oleh Islam sebagaimana yang dinyatakan oleh Khalifah Umar al-Khatab, “Kita adalah umat yang diberi kemuliaan oleh Allah dengan Islam, sekiranya kita mencari kemuliaan yang lain dari Islam, nescaya kita akan menerima penghinaan daripada Allah”.


Cukuplah, kehinaan yang menimpa umat Islam hari ini mereka diratah oleh kaum yang lain. Mereka sepatutnya menjadi contoh kepada umat yang lain, tiba-tiba mereka terpengaruh dengan umat yang lain. Marilah, kita kembali dengan semangat Ramadan, dengan semangat hari raya melahirkan umat yang dinyatakan oleh Allah (bermaksud): “Kamu adalah umat yang dijadikan oleh Allah untuk dikeluarkan kepada manusia, untuk menjadi contoh, untuk memimpin manusia, dengan ciri-ciri dan sifat-sifat kamu menyuruh kepada yang baik dan kamu mencegah kemungkaran dan kamu beriman kepada Allah”.


Dan mudah-mudahan kita dapat melaksanakan kewajipan ini dengan penuh mendapat rahmat dan pertolongan dari Allah SWT sebagaimana yang dijanjikan (bermaksud): “Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang soleh, bahawa Allah yang menjadikan mereka itu golongan yang berkuasa, dan memerintah negara di atas muka bumi ini sebagaimana dikurniakan kepada umat yang terdahulu dan Allah menjadikan keadaan yang berubah, agama yang diredha ialah Islam ini berkuasa memerintah. Keadaan yang menakutkan bertukar menjadi keamanan. Mereka itu mengabdikan diri kepada Aku yakni Allah, dan mereka tidak menyengutui Aku yakni Allah dengan sesuatu yang lain. Dan sesiapa yang kufur selepas itu mereka itulah orang-orang yang fasiq.


Sekian.
Salam Hormat,
Datuk Seri Tuan Guru Abdul Hadi Awang,Presiden Parti Islam Se-Malaysia (PAS)

Gems untuk tangani gejala sosial

GeMS untuk tangani gejala sosial

Khaulah Azwar

SELAYANG, 28 Nov: Kira-kira 5.3 juta rakyat di seluruh negara kini hidup di belenggu dengan keadaan yang tidak berapa selamat kerana diancam dengan berbagai tekanan.
Rententan itu, Kerajaan Negeri Selangor telah mengambil langkah dengan menggadakan program Generasi Idaman Selangor (GeMS) sebagai langkah permulaan.
Menurut Dr Halimah Ali, Pengerusi Jawatan Tetap Pendidikan, Pendidikan Tinggi Dan Pembangunan Modal, Insan negeri dalam sesi dailog bersama ketua-ketua kampung dan jabatan serta agensi kerajaan daerah Gombak semalam berkata, program itu merupakan satu permulaan untuk dibentangkan kepada semua yang hadir bagi bersama menangani masalah gejala sosial di negara ini.

Beliau telah meminta kepada semua yang hadir untuk menyediakan pelan induk dengan isi kandungan maklumat terperinci bagi mengenal pasti punca-punca berlakunya gejala sosial, tempat sarang maksiat, pembiakan sarang penagih dadah dan sebagainya di kalangan remaja sekolah dan belia.

Katanya, segala maklumat itu harus diserahkan kepada penghulu dan semua data tersebut kemudiannya akan diketengahkan kepada pegawai daerah yang dilantik sebagai Pengerusi Program Jelajah Generasi Selangor (GeMS) dan seterusnya akan dibawa ke peringkat negeri.
Tamnbahnya, semua data pelan induk di peringkat kawasan dan GeMS harus dihantar kepadanya pada 15 Januari 2011 dengan hasil kerja data yang tepat, bukan sekadar cantik tetapi mahukan data yang terperinci dan sahih.

“Semoga dengan pembentangan ‘master plan’ daripada peringkat kawasan ini kita dapat tahu berapa banyak sarang maksiat, ponteng sekolah, penagih dadah, pembuangan bayi dan sebagainya telah berlaku.

“Dan hasil tersebut kita akan mengambil tindakan selanjutnya. Semoga usaha murni ini akan dapat membendung masalah gejala sosial yang semakin menular,” ujarnya.
Menurutnya, kerajaan negeri begitu serius untuk menangani gejala sosial dengan mengadakan berbagai program di beberapa kawasan di Selangor.

Jelasnya, antaranya rakyat telah mengikuti kem motivasi pelajar, Program Tuisyen Rayat Selangor (PTRS) , Kelab GeMS IPT, kem pemulihan akhlak dan pemantapan akidah, seminar keibubapaan, kursus jati diri, ceramah dan dailog mengikut kategori usia, kem kepimpinan remaja dan belia, seminar keluarga, kursus literasi komputer, ‘grooming image’ dan kem bina sahsiah.

Semua program tersebut, katanya diadakan untuk mendekati remaja dan belia agar mereka tidak tersasar jauh daripada landasan yang sebenar.
GeMS yang diadakan semalam adalah satu ‘wake up call’ dan katanya bukan bererti selepas ini tiada jenayah langsung.

“Saya juga ingin menyeru agar rakyat di Selangor memberi kerjasama dengan pihak bertanggungawab sekiranya terdapat aktiviti-aktiviti tidak sihat wujud di kawasan sekolah dan awam. Peranan ini harus dimainkan semua pihak.

“Mereka harus membuat aduan kepada mereka yang mempunyai kuasa untuk mengambil tindakan sewajarnya agar masaalah ini dapat ditangani sebaiknya,” katanya.

Islam bukan milik melayu semata-mata

Islam bukan milik Melayu semata-mata

Nik Abdul Aziz Nik Mat

Teks ucapan Majlis Penutup Kelantan International Business Forum

Firman Allah yang bermaksud:
Apa yang Allah kurniakan kepada RasulNya (Muhammad) dari harta penduduk negeri, bandar atau desa dengan tidak berperang, maka adalah ia tertentu bagi Allah, dan bagi Rasulullah dan bagi kaum kerabat (Rasulullah) dan anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta orang-orang musafir (yang keputusan). (Ketetapan yang demikian) supaya harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya dari kalangan kamu dan apa jua perintah yang dibawa oleh Rasulullah (s.a.w) kepada kamu maka terimalah serta amalkan dan apa jua yang dilarangNya kamu melakukannya maka patuhilah laranganNya dan bertakwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah amatlah berat azab seksaNya (bagi orang-orang yang melanggar perintahNya). (Surah Al-Hasyar: 7)

Alhamdulillah, kita panjatkan setinggi-tinggi pujian dan kesyukuran ke hadrat Allah S.W.T. kerana dengan limpah keizinanNya, kita dapat berkumpul di dalam forum yang diadakan sempena dengan expo cheng ho ini. Tahniah saya rakamkan kepada Jawatankuasa Penganjur Kelantan International Business Forum dan Ekspo Cheng Ho kerana telah berjaya menganjurkan program bertaraf antarabangsa seperti ini. Saya difahamkan bahawa program yang julung kali diadakan di Kelantan telah mendapat sambutan yang amat membanggakan terutama Ucaptama oleh Setiausaha Agong Asean, Tuan Yang Terutama Dr Surin Pitsuwan.

Kelantan International Business Forum yang diadakan sempena Ekpo Cheng Ho: Pesta Perdagangan Kelantan – China memfokuskan kepada usaha bersama untuk mengukuhkan jalinan dan rangkaian perniagaan serta inisiatif kerjasama di kalangan usahawan, ahli-ahli perniagaan dan pelbagai pihak di rantau Asia terutama negara-negara Asean.
Fokus utama seminar ini ialah bagi membincangkan peluang-peluang perniagaan yang boleh diterokai bersama di antara ahli-ahli perniagaan, pihak swasta dan pihak kerajaan antara negara-negara Asean dan China termasuk Kelantan.

Kehadiran sistem ekonomi Islam telah memberikan harapan baru bagi umat Islam di dalam usaha untuk membebaskan diri dari cengkaman ekonomi yang berasakan riba. Dengan terasasnya sistem perbankan Islam yang pertama di Malaysia pada tahun 1983, umat Islam di Malaysia boleh menarik nafas lega kerana telah mempunyai alternatif kepada sistem ekonomi mirip kapitalisme yang telah lama berakar di negara kita ini. Di Kelantan, kita telah menyahut usaha yang positif ini dengan mengarahkan semua simpanan wang kerajaan dipindahkan ke dalam perbankan Islam.

Sekalipun tindakan ini pada mulanya mendapat respon negatif dari banyak pihak, namun alhamdulillah, wang kerajaan dapat diselamatkan daripada terlibat dengan sistem berasakan riba yang boleh menjauhkan keberkatan dan mengundang kemurkaan daripada Allah SWT.Islam pada hakikatnya merupakan agama yang syumul. Undang-undang yang didraf oleh Allah SWT bukan hanya setakat berkuatkuasa di dalam masjid dan madrasah semata-mata namun ia dituntut untuk dilaksanakan dalam segenap aspek kehidupan.

Inilah pelan yang telah dibuat oleh Allah SWT ketika menciptakan manusia. Jika manusia sendiri sekiranya ingin membina rumah atau bangunan, terlebih dahulu akan membina pelannya, maka langsung tidak munasabah jika dikatakan bahawa penciptaan manusia sebagai khalifah di bumi ini tiada pelannya. Pelan untuk manusia itulah yang dinamakan Islam. Menerima Islam bererti menerima pelan yang ditentukan oleh Allah SWT, menolak Islam bererti menolak pelan Allah dan inilah yang dinamakan sebagai syirik.

Islam sangat berbeza dengan kapitalis. Semangat kapitalis ialaah menambahkan kekayaan kepada golongan yang sudah kaya dan meletakkan jurang yang besar di antara golongan kaya dan miskin. Islam pula melarang harta berlegar di kalangan orang-orang yang kaya semata-mata sebagaimana ayat yang saya bacakan di awal ucapan tadi. Justeru, Islam telah meletakkan garis panduannya yang tersendiri di dalam berekonomi.

Ini kerana Islam bukanlah agama yang datang untuk meletakkan manusia dalam dunia kerahiban sehingga melupakan agenda ekonomi. Islam sama sekali tidak boleh menerima apa yang dituntut oleh golongan sekular supaya meletakkan agama berasingan daripada sistem kehidupan. Allah SWT sendiri telah menceritakan sikap orang-orang Quraisy sebelum kedatangan Islam yang suka berniaga dan amalan ini tidak pernah dilarang oleh Islam.
Yang bermaksud: Kerana kebiasaan aman tenteram kaum Quraisy (penduduk Mekah) (Iaitu) kebiasaan aman tenteram perjalanan mereka (menjalankan perniagaan) pada musim sejuk (ke negeri Yaman) dan pada musim panas (ke negeri Syam), Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan yang menguasai rumah (Kaabah) ini, Tuhan yang memberi mereka penghidupan, menyelamatkan mereka dari kelaparan dan mengamankan mereka dari ketakutan. (Surah Quraisy: 1-4)

Ini menunjukkan amalan perniagaan yang merupakan nadi kepada ekonomi tidak pernah dilarang oleh Islam, cuma diperintahkan agar jangan lupa untuk bersyukur kepada Allah SWT di atas nikmat yang dikurniakan. Hubungan di antara manusia dengan Allah SWT tidak boleh putus hanya kerana kesibukannya di dalam mencari kekuatan ekonomi.

Inilah yang ditegaskan pula oleh Allah SWT di dalam ayat yang lain yang bermaksud: Orang-orang yang kuat imannya yang tidak dilalaikan oleh perniagaan atau berjual beli daripada menyebut serta mengingati Allah dan mendirikan sembahyang serta memberi zakat; mereka takutkan hari (kiamat) yang padanya berbalik-balik hati dan pandangan. (Surah an-Nur: 37)

Jika ditinjau di dalam sejarah, perancangan dan aktiviti ekonomi telah berlaku dalam zaman Nabi Yusuf a.s yang menjadi Menteri Ekonomi pertama di Mesir. Baginda telah meletakkan asas Ilmu Ekonomi dengan membuat satu perancangan rapi bagi memastikan negara mempunyai bekalan yang mencukupi apabila menghadapi musim kemelesetan. Namun begitu kegiatan ekonomi pada awal Islam agak terbatas dengan kegiatan jual-beli sahaja di pasaran yang mudah.
Mulai abad kedua Hijrah bermulalah beberapa kajian mengenai kegiatan ekonomi secara khusus dan lahirlah tulisan-tulisan mengenai hukum riba, sistem harga, monopoli, percukaian, zakat, kewangan kerajaan dan sebagainya. Tulisan-tulisan ini membicarakan hukum hakam muamalat mengikut mazhab masing-masing.Dua tokoh yang sering disebut sebagai bapa Ekonomi Islam ialah Ibni Taymiyah (1262-1328 Masehi) dan Ibn Khaldun (1332-1406 Masehi). Ibn Taimiyah yang berpusat di Damsyik adalah terkenal dengan pandangannya mengenai harga setara, pasaran sempurna, kawalan harga, monopoli, penyorokan dan spekulasi.

Manakala Ibn Khaldun pula, di dalam kitabnya yang terkenal, iaitu Mukaddimah Ibn Khaldun, menyentuh banyak perkara ekonomi seperti nilai, buruh, sistem harga, hukum permintaan dan penawaran, penggunaan dan pengeluaran, wang, modal, kewangan negara, dll. Beliau yang berasal dari Hadramaut dan berpindah ke Andalus merupakan tokoh ekonomi dengan pemikiran ekonomi yang penting yang mendahului Adam Smith dengan jarak waktu 400 tahun.
Hari ini masyarakat umat Islam muka membuka mata semula terhadap kepentingan membuat pilihan yang baik untuk kepentingan ukhrawi mereka. Dari sudut ekonomi, masyarakat mula tidak asing dengan istilah-istilah di dalam fiqh mualamat seperti mudharabah, wadiah, musyarakah, murabahah dan ijarah. Perkembangan positif ini perlu dikekalkan momentumnya agar akhirnya nanti Islam diterima secara keseluruhannya tanpa syak wasangka. Saya optimis, akan sampai satu masa di mana sistem ekonomi Islam diterima sebagai sistem ekonomi global yang akan menolak sepenuhnya sistem ekonomi riba yang jelas sekali tidak adil dan menindas.

Kata para hukama’ :
Di dalam usaha untuk memberikan kefahaman Islam yang sebenar inilah, maka Kelantan menganjurkan expo Cheng Ho yang julung-julung kali diadakan di rantau ini. Cheng Ho selaku seorang muslim telah diberikan kepercyaan oleh maharaja cina untuk melakukan misi perdagangan ke seluruh dunia termasuklah ke Tanah Melayu sekitar 500 tahun yang lampau memberikan satu gambaran bahawa Islam bukanlah milik Melayu semata-mata tetapi milik semua bangsa.
Justeru, kerajaan Kelantan dengan dasar Membangun Bersama Islam melangkah ke depan melangkaui sempadan bangsa yang disemarakkan oleh golongan-golongan tertentu dengan mengadakan expo seperti ini. Alhamdulillah, di tengah-tengah seruan perkauman yang menebal di samping ditiup oleh semangat politik bangsa yang melampau, kita bangkit menerobos sempadan dengan meletakkan Islam sebagai dasar di dalam berpolitik dan bernegara. Harapan saya agar rakyat dapat membuka mata di dalam menilai kepimpinan yang mahu dipilih agar jangan lagi menjadikan agenda bangsa sebagai keutamaan kerana ia hanya akan menyemerakkan api permusuhan yang tidak berkesudahan.

Kalau memilih tempat mandi,
Pertama teluk kedua pantai,
Kalau memilih pemimpin negeri,
Pertama elok kedua pandai.

Hadirin dan hadirat yang dihormati sekalian. Akhir kata, saya sekali lagi mengucapkan syabas dan tahniah kepada pihak urusetia di atas penganjuran forum seumpama ini. Terima kasih kerana sudi hadir ke Kelantan pada kali ini. Semoga kunjungan tuan-tuan ini bukanlah kali yang terakhir, Insya-allah. Semoga setiap amalan kita mendapat ganjaran di sisi Allah SWT.

Sabtu, 27 November 2010

Tanggungjawab sebelum berumahtangga

Tanggungjawab sebelum berumahtangga

Untuk menolong kita di dalam usaha-usaha membina rumah tangga yg Islami, Islam telah memberikan petunjuk kepada kita.

Diantaranya adalah:

SATU: Pernikahan kita haruslah kerana Allah.
Iaitu bertujuan utk:-membina sebuah rumah tangga yg Islami-melahirkan keturunan yg soleh-membina keluarga yg sanggup memikul amanah dan dapat melaksanakan kewujudan hidayah Allah sehingga hidayah tersebut akan terus berlanjutan.

DUA: Pernikahan ditujukan untuk menjaga pandangan & kehormatan kita sehingga kita betul-betul bertakwa kepada Allah.
Rasulullah SAW telah bersabda:“Allah berhak menolong tiga golongan: orang yg berjihad di jalan Allah,hamba mukatab yg ingin membayar harga tebusannya, dan orang yg menikah dgn tujuan utk memelihara kehormatan dirinya.” (HR Tirmidhi, Ibn Hibban, dan Al-Hakim).
Sabda Rasulullah SAW yg lain:
“Barang siapa yg menikah bererti dia telah menyempurnakan sebahagian agamanya, maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah yg merupakan sebahagian lainnya lagi.” (HR al-Baihaqi)

TIGA: Kita haruslah bijak dalam memilih pasangan hidup yg akan menjadi teman hidup kita yg diharapkan dapat seiring dan sejalan. Ini memerlukan usaha yg sungguh-sungguh.
Rasulullah SAW telah bersabda:“Pilihlah (yg terbaik) utk keturunanmu karena (kegagalan dari) satu generasi akan menuju kepada krisis.” (HR Ibnu Majah dan Abu Mansur)

EMPAT: Kita hendaklah memilih pasangan hidup yg memiliki akhlak yg baik & berpegang teguh kepada agama, jadi kekayaan dan wajah bukanlah ukuran utama.
Sabda Rasulullah SAW:“Janganlah kamu menikahi wanita kerana kecantikannya; boleh jadi kecantikannya itu akan membuat mereka hina. Janganlah kamu menikahi wanita kerana hartanya; boleh jadi hartanya itu akan membuat mereka zalim. Tapi nikahilah mereka kerana agamanya. Wanita hamba sahaya yg tuli namun beragama adalah lebih baik.” (HR Ibnu Majah)

LIMA:
Seperti yg disabdakan oleh Rasulullah s.a.w:“Siapa yg menikahi wanita kerana ketinggian kedudukannya, pernikahan itu tidak akan membawa sesuatu kepadanya kecuali kehinaan. Barangsiapa menikahi wanita kerana hartanya maka itu tidak akan menambah sesuatu kepdanya kecuali kemiskinan. Barangsiapa yg menikahi wanita kerana keturunannya, perkawinan itu tdk akan menambah sesuatu kepadanya kecuali hina dina. Dan barang siapa yg menikahi wanita dg tujuan agar dapat menahan pandangannya, memelihara kehormatannya atau menghubungkan silaturahim, Allah akan memberikan berkah kepadanya

Wallahualam…

Jumaat, 26 November 2010

Ku begini dan terus begini..

Ku disini dan terus disini..masa terus berlalu..namun aku tetap begini.terkadang aku termenung, dan mengelamun..terkadang aku tersenyum sendi rian ..walaupun kadang-kadang aku kelihatan keseorang an dan bersendirian ,namun hatiku sentiasa terhibur kerana aku tahu dan yakin Allah sentiasa bersamaku,melihatku dan menilaiku ..bukannya manusia..tiada apa pada penilaian dan pandangan manusia.Mereka jua insan seperti ku yg punyai kekurangan..itu hak mereka jika ingin menilai kekurangan dan kelebihanku…tiada hak utk aku memarahi mereka.
Aku terus begini dengan hidupku…kutempuhi segalanya yang perlu aku tempuhi dgn tabah ..banyak perkara dlm dunia yg aku tidak mengerti kerana aku Cuma ada ilmu yg dikurniakan Ilahi ..masih banyak ilmu yg perlu aku pelajari,dan banyak lagi perkara yg perlu aku terokai agar aku mengerti ttg hidup.
Aku terus begini..kadang-kadang hanyut dgn kelalaian..apabila terasa hati kosong dan perlukan sesuatu memenuhi hati…aku terus mencari dan mencari sehinggalah jiwa ku terasa terisi kembali…pokoknya hatiku telah terasa gembira..

Kadang-kadang aku bertanya pada diri..apa yg diperlukan dalam hidup..harta,wang,kasih sayang ,cinta,kekasih,perhatian?semua ini diperlukan dalam hidup…..harta diperlukan untuk hidup,tapi bukanlah satu perkara yg menimbulkan tamak haloba dalam hati..kasih sayang diperlukan kerana ia memberi perasaan bahagia dalam hati..kita memerlukan pasangan dalam hidup kita,suami atau isteri untuk melengkapkan hidup kita di dunia ini…aku dambakan cinta,iaitu cinta Ilahi..aku masih solo,jadi tidak layak untuk aku dambakan cinta seorang lelaki yg belum mempunyai ikatan yg sah dgn aku …untuk masa sekarang,aku dambakan cinta Ilahi iaitu pemilik cinta,yg mengurniakan segala-galanya kepada manusia..yg mengurniakan harta,cinta,kasih sayang,pasangan,dan semuanya.
Jika suatu hari nanti,aku dikurniakan pasangan…aku mohon agar ikatan yg dibina dgn pasangan aku ,akan lebih mendekatkan aku dgn Allah swt…agar bertambah-tambah cinta aku padaNya dan cinta Allah swt padaku..

Ku masih begini..kadang-kadang berangan-angan dan berkhayal ttg hidup dan masa depan..tak salah,bukan angan-angan ini..kerana bermula dgn angan-angan ini,insyaallah suatu hari nanti akan menjadi reality.
Ku masih begini…memikirkan dan memuhasabah dari..sudah berapa banyak ibadat yg dilakukan utk membela diri di hari kiamat nanti…rasanya masih sikit amal ibadat yg dilakukan…rasanya masih banyak kelemahan dan kekurangan ibadat yg perlu diperbetulkan.,..rasanya umur hari ke sehari semakin bertambah…namun aku masih begini..entah ke mana hala tuju aku nanti..tercapaikah aku untuk menjadi insan yg Berjaya di muka bumi ini?yang mampu aku lakukan sekarang,adalah berusaha dan terus berusaha utk menggapai cita-cita…

Cinta itu ibarat air yang diperlukan oleh setiap makhluk di muka bumi utk terus hidup.tanpa cinta ,tidak bermakna lah hidup ini..cinta melahirkan rasa bahagia,damai ,tenang…jangan dicampurkan adukkan perasaan cinta itu dgn maksiat…kerana cinta itu suci …kerana asal dari cinta dalam sebuah keluarga ,bisa melahirkan insan yg berjiwa waja,berakhlak mulia,yg bisa menerajui Negara berpaksikan islam..begitu hebatnya cinta.
Cinta adalah anugerah Allah swt yg teragung..tapi ada sesetengah orang tidak mengenal itu cinta dan tidak menghargai cinta yg ada di depan mata ..kerana cinta itu ,dapat dirasai dgn hati bukannya dgn pacaindera maupun secara fizikal…Marilah kita sama-sama membersihkan hati kita agar kita dapat merasai erti sebenarnya cinta..
Kadang-kadang sesetengah orang tidak menyedari cinta itu hadir sehinggalah orang yg menyintainya pergi meninggalkannya..barulah dia sedari yg dia begitu menyintai..alangkah ruginya org yang sebegini…..

Ahad, 21 November 2010

Catatan penulisan

Assalamu'alaikum

Bukan mudah untuk mencari idea bagi penulisan,kadang-kadang minda ana ligat memikirkan topik yang ingin dibincangkan .Disebabkan minat yang mendalam dalam bidang penulisan dan blogging,ana cuba juga untuk mencari idea-idea baru bagi pengisian dalam blog ini.

Ana sangat menyukai sajak,puisi dan yang seumpama dengannya tapi ana adalah dalam aliran sains.Ana meminati kedua-dua bidang,iaitu sains dan sastera tapi ana mungkin lebih cenderung ke arah sains kerana ana sudah berada dalam bidang ini sejak ana berumur 16 tahun.Ana belajar aliran sains tulen ketika berumur 16 dan 17 tahun.Kemudian,ana melanjutkan pelajaran ke Kolej Mara Kulim dalam aliran sains hayat untuk matrikulasi.Selepas itu,ana melanjutkan pelajaran di UPM dalam bidang Bioteknologi selama 3 tahun.

Cuma satu sahaja yang ana tidak dapat peluang iaitu bekerja dalam bidang aliran sains.Insyaallah,ana akan cuba untuk merealisasikan impian ini.Ana sangat meminati bidang Bioteknologi kerana peluang pekerjaan yang amat cerah dan salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan negara.

Bioteknologi adalah salah satu bidang yang sudah lama digunakan oleh barat untuk peningkatan taraf hidup mereka .

Ana tidak lah sehebat ustaz ataupun ustazah yang belajar dalam aliran agama untuk menyampaikan dakwah tapi niat ana dalam blog ini untuk perkongsian ilmu dengan sahabat-sahabat di luar sana yang mungkin masih dalam persimpangan tentang agama islam.Ana bukanlah belajar dalam aliran agama, ana adalah pelajar aliran sains sekolah menengah.Ana juga adalah insan seperti sahabat-sahabat yang masih mencari ilmu dan akan terus mencari ilmu terutama ilmu agama islam untuk diamalkan dan diterapkan dalam jiwa.

Ana pernah mengambil subjek bahasa arab dari tingkatan 1 sehingga 3.Itu sahaja ,tidak lebih dan tidak kurang dari itu..cuma ia sedikit kelebihan bagi ana sebab ana lebih mudah untuk memahami bahasa arab kerana ana sudah ada basic bahasa arab.

Kembali kepada topik penulisan,kebiasaannya orang yang terlibat dalam bidang ini suka pembacaan novel.Ana kurang meminati pembacaan novel,mungkin kerana banyak novel yang berunsurkan cinta pada lelaki.

Solat berjemaah dan kefahaman menjadi imam

Solat Berjamaah dan Kefahaman Menjadi Imam

Siri ke-5, susunan Us TUAN MOHD SAPUAN TUAN ISMAIL menerangkan sifat imam yang disunatkan dan cara mengganti imam. Siri ke-6 membincangakan syarat sah sembahyang, rukun sembahyang dan surah-surah yang dibaca Nabi saw di dalam sembahyang akan menyusuli , insyaAllah. Selamat membaca, semoga bermanafaat kepada pengunjung serta kami khususnya - zy

Sifat Imam Yang Disunatkan.

Yang terbaik menjadi imam ialah yang paling qari dan paling faqih. Orang yang mempunyai dua sifat ini hendaklah didahulukan daripada orang lain. Dah jika tiada yang mempunyai dua sifat ini, maka hendaklah didahulukan yang faqih, kemudan yang qari. Dan jika bersamaan dua calon imam pada faqih dan qari, maka hendaklah didahulukan yang lebih warak, dan jika sama juga, maka didahulukan yang lebih berumur, dan jika sama juga, maka hendaklah didahulukan dengan yang mempunyai keturunan yang baik. Jika sama juga, maka hendaklah didahulukan yang lebih bersih pakaian dan tubuh badannya, dah jika sama juga, maka didahulukan yang lebih baik suaranya.

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ, قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Daripada Abu Mas'ud al-Ansoriyy, Rasulullah s.a.w. bersabda: "yang paling terbaik menjadi imam seseuatu kaum ialah yang paling qori di kalangan mereka, dan jika mereka adalah sama sahaja dalam bacaan, maka yang paling mengetahui dengan sunnah…".

Hadis riwayat Muslim.
Dalam satu hadis yang lain, Malik bin al-Huwairith menceritakan, kami beberapa orang pemuda datang belajar dengan Rasulullah s.a.w. dan umur kami adalah agak sama sahaja. Dan Rasulullah s.a.w. memang seorang yang sangat penyayang dan sangat baik. Bila dah sampai dua puluh hari kami berada bersamanya, baginda merasa yang kami merindui keluarga kami.

Baginda bertanyakan tentang ahli keluarga yang kami tinggalkan dan kami pun menceritakannya kepada baginda. Lalu baginda bersabda: "Baliklah kamu semua kepada keluarga dan berada bersama mereka. Ajarkanlah mereka dan suruhlah mereka…dan sembahyanglah kamu sebagaimana kamu melihat daku bersembahyang dan bila masuk waktu sembahyang, maka azanlah salah seorang daripada kamu, dan hendaklah yang paling berumur di kalangan kamu yang menjadi imam kamu". Riwayat Bukhari.
Berkata Imam Bukhari: "Orang yang berilmu dan mempunyai kelebihan itu lebih berhak menjadi imam". Beliau berdalilkan dengan hadis yang menyatakan bahawa Rasulullah s.a.w. menyuruh Saidina Abu Bakar yang menjadi imam sembahyang ketika baginda sakit (sebelum kewafatannya).


Menggantikan Imam Semasa Sembahyang

Jika berlaku sebarang keuzuran bagi imam atau dia teringat yang dia berhadas, maka boleh baginya untuk menggantikan orang lain di tempatnya, supaya mengimami sembahyang. Ketika mana Saidina Umar ditikam dalam sembahyangnya (yang membawa kepada kewafatannya), dia telah menjadikan Abdul Rahman bin Auf sebagai gantinya. Lalu beliau mengimami sembahyang dan meringkaskannya. Riwayat Bukhari. Berkata Imam Ahmad: "Jika imam menggantikan seseorang pada tempatnya, maka (perbuatan itu ada asalnya kerana) Saidina Umar dan Saidina Ali telah melakukannya. Dan jika mereka bersembahyang bersendirian (tidak berjemaah sesudah berlaku sesuatu keuzuranbagi imam), maka sesungguhnya Saidina Muawiyah telah ditikam dalam solatnya, dan para makmum menyempurnakan solat masing-masing.

Syarat Wajib Sembahyang

Diwajibkan bersembahyang kepada muslim yang berakal serta baligh. Dan yang suci daripada haid dan nifas (bagi perempuan). Orang yang kafir akan diazab di akhirat dengan sebab dosa meninggalkan solat, tetapi mereka tidaklah diwajibkan mengqadhanya jika memeluk Islam. Begitu juga tidak diwajibkan qadha kepada perempuan yang kedatangan haid dan nifas setelah suci daripada kedua-duanya. Dan tidak diwajibkan ke atas kanak-kanak, sekalipun menjadi kewajiban kepada penjaga untuk menyuruh mereka bersembahyang sesudah mereka berumur tujuh tahun ke atas.

Sumber:
Dari blog http://tasekpauh.blogspot.com