Sabtu, 25 Disember 2010

Kiat mencari jodoh



Kiat Mencari Jodoh

by Tazkiah an Nafs on Saturday, December 25, 2010 at 7:49pm

Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasangan, supaya muncul suatu ketenangan, kesenangan, ketenteraman, kedamaian dana kebahagiaan. Hal ini tentu saja menyebabkan setiap laki-laki dan perempuan mendambakan pasangan hidup yang memang merupakan fitrah manusia, apalagi pernikahan itu merupakan ketetapan Ilahi dan dalam sunnah Rasul ditegaskan bahwa “Nikah adalah Sunnahnya”. Oleh karena itu Dinul Islam mensyariatkan dijalinnya pertemuan antara laki-laki dan perempuan dan selanjutnya mengarahkan pertemuan tersebut sehingga terlaksananya suatu pernikahan.

Namun dalam kenyataannya, untuk mencari pasangan yang sesuai tidak selamanya mudah. Hal ini berkaitan dengan permasalahan jodoh. Memang perjodohan itu sendiri suatu hal yang ghaib dan sulit diduga, kadang-kadang pada sebagian orang mudah sekali datangnya, dan bagi yang lain amat sulit dan susah. Bahkan ada kalanya sampai tua seseorang belum menikah juga.

Fenomena beberapa tahun akhir-akhir ini, kita melihat betapa banyaknya muslimah-muslimah yang menunggu kedatangan jodoh, sehingga tanpa terasa usia mereka semakin bertambah, sedangkan para musliminnya, bukannya tidak ada, mereka secara ma’isyah belum berani maju untuk melangkahkan kakinya menuju mahligai rumah tangga yang mawaddah wa rahmah. Kekhawatiran jelas tampak, di tengah-tengah perekonomian yang semakin terpuruk, sulit bagi mereka untuk memutuskan segera menikah.

Gejala ini merupakan salah satu dari problematika dakwah dewasa ini. Dampaknya kaum muslimah semakin membludak, usia mereka pelan namun pasti beranjak semakin naik.

Untuk mencari solusinya, dengan tetap berpegangan kepada syariat Islam yang memang diturunkan untuk kemaslahatan manusia, beberapa kiat mencari jodoh dapat dilakukan :

1. Yang paling utama dan lebih utama adalah memohonkannya pada Sang Khalik, karena Dialah yang menciptakan manusia berpasang-pasangan (QS.4:1). Permohonan kepada Allah SWT dengan meminta jodoh yang diridhoiNya, merupakan kebutuhan penting manusia karena kesuksesan manusia mendapatkan jodoh berpengaruh besar dalam kehidupan dunia dan akhirat seseorang.

2. Melalui mediator, antara lain:

a. Orang tua. Seorang muslimah dapat meminta orang tuanya untuk mencarikannya jodoh dengan menyebut kriteria yang ia inginkan. Pada masa Nabi SAW, beliau dan para sahabat-sahabatnya segera menikahkan anak perempuan. Sebagaimana cerita Fatimah binti Qais, bahwa Nabi SAW bersabda padanya : Kawinlah dengan Usamah. Lalu aku kawin dengannya, maka Allah menjadikan kebaikan padanya dan keadaanku baik dan menyenangkan dengannya (HR. Muslim).

b. Guru ngaji (murabbiyah). Jika memang sudah mendesak untuk menikah, seorang muslimah tidak ada salahnya untuk minta tolong kepada guru ngajinya agar dicarikan jodoh yang sesuai dengannya. Dengan keyakinan bahwa jodoh bukanlah di tangan guru ngaji. Ini adalah salah satu upaya dalam mencari jodoh.

c. Sahabat dekat. Kepadanya seorang muslimah bisa mengutarakan keinginannya untuk dicarikan jodoh. Sebagai gambaran, kita melihat perjodohan antara Nabi SAW dengan Khadijah RA. Diawali dengan ketertarikan Khadijah RA kepada pribadi beliau yang pada saat itu berstatus karyawan pada perusahaan bisnis yang dipegang oleh Khadijah RA. Melalui Nafisah sebagai mediatornya akhirnya Nabi SAW menikahi Khadijah RA..

d. Biro Jodoh. Biro jodoh yang Islami dapat memenuhi keinginan seorang muslimah untuk menikah. Dikatakan Islami karena prosedur yang dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Salah satu di antaranya adalah Club Ummi Bahagia.

3. Langsung, dalam arti calon sudah dikenal terlebih dahulu dan ia berakhlaq Islami menurut kebanyakan orang-orang yang dekat dengannya (temannya atau pihak keluarganya). Namun pacaran tetap dilarang oleh Islam. Jika masing-masing sudah cocok maka segera saja melamar dan menikah. Kadang kala yang tertarik lebih dahulu adalah muslimahnya, maka ia dapat menawarkan dirinya kepada laki-laki saleh yang ia senangi tersebut (dalam hal ini belum lazim di tengah-tengah masyarakat kita). Seorang sahabiat pernah datang kepada Nabi SAW dan menawarkan dirinya pada beliau. Maka seorang wanita mengomentarinya, “Betapa sedikit rasa malunya.” Ayahnya yang mendengar komentar putrinya itu menjawab, “Dia lebih baik dari pada kamu, dia menginginkan Nabi SAW dan menawarkan dirinya kepada beliau.”

Sebuah cerita bagus dikemukakan oleh Abdul Halim Abu Syuqqoh pengarang buku Tahrirul Mar’ah, bahwa ada seorang temannya yang didatangi oleh seorang wanita untuk mengajaknya menikah. Temannya itu merasa terkejut dan heran, maka wanita itu bertanya, “Apakah aku mengajak Anda untuk berbuat haram? Aku hanya mengajak Anda untuk kawin sesuai dengan sunnah Allah dan Rasul-Nya”. Maka terjadilah pernikahan setelah itu.

Semua upaya tersebut hendaknya dilakukan satu persatu dengan rasa sabar dan tawakal tidak kenal putus asa. Di samping itu seorang muslimah sambil menunggu sebaiknya ia mengaktualisasikan kemampuannya. Lakukan apa yang dapat dilakukan sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan dakwah. Jika seorang muslimah kurang pergaulan, bagaimana ia dapat mengenal orang lain yang ingin menikahinya.

Barangkali perlu mengadakan evaluasi terhadap kriteria pasangan hidup yang ia inginkan. Bisa jadi standar ideal yang ia harapkan menyebabkan ia terlalu memilih-milih. Menikah dengan orang hanif (baik keagamaannya) merupakan salah satu alternatif yang perlu diperhatikan sebagai suatu tantangan dakwah baginya.

Akhirnya, semua usaha yang telah dilakukan diserahkan kembali kepada Allah SWT. Ia Maha Mengetahui jalan kehidupan kita dan kepadaNyalah kita berserah diri. Wallahu A’lam bishowab.


Sumber : hudzaifah/hdn/dakwatuna.com

Jumaat, 24 Disember 2010

Sandaran hati



Sandaran Hati


by Tazkiah an Nafs on Saturday, December 25, 2010 at 6:57am


“Orang yang paling pedih cobaannya di dunia adalah para Nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian orang-orang yang derajatnya dekat dengan mereka.” (HR Al Hakim)

Hidup adalah perjuangan. Tidaklah mudah menjadi seorang yang istiqamah dalam kebenaran, karena tidak jarang dalam kebenaran godaan hidup sering menghampiri. Namun, juga tak sulit untuk beristiqomah asal ada niat dan kemauan yang kuat.

Kelaparan, kemiskinan, kesedihan, kehormatan, dan kekayaan adalah di antara pintu yang kerap dimasuki setan, untuk menyeret seseorang bergabung dalam barisannya. Bukan hanya orang yang berperangai buruk yang mendapatkan ujian, orang baikpun mendapatkan ujian yang sama dari Allah SWT.

Karena itu, ketika godaan tersebut mendatangi kita, yang patut dilakukan adalah menyandarkan diri dan memohon perlindungan pada Yang Mahakuasa, Allah SWT. “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al A’raf[7]:200).

Tidak sedikit orang yang salah dalam bergantung dan bersandar, jatuh dalam jurang kesesatan, yang berakibat penyesalan. Putra dan istri Nabi Nuh AS, misalnya, mereka hanya bergantung kepada ketinggian gunung, untuk menyelamatkan diri dari banjir yang dahsyat. Padahal, ada Zat Yang Maha tinggi, yang jika menghampiri dan mendekatiNya. Dia akan lebih mendekat dan menyelamatkannya.

Orang yang menyandarkan hatinya pada Allah SWT selalu akan menuai ketentraman. Dalam surat Alma’rij ayat 19-23, dijanjikan bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam shalatnya, akan selamat dari sifat buruk, keluh kesah, dan kikir. Itu sebabnya shalat yang baik dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan shalat adalah wujud penyerahan dan penyandaran hati pada Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat.” (QS Albaqarah[2]:153).

Ketika Musa AS dan umatnya mengalami tekanan berat dari Fir’aun, ketika Muhammad SAW dan para sahabatnya menerima kecaman dari orang-orang kafir, hanya satu yang mereka lakukan; mendekat pada Allah. Mereka semua bersandar seraya bermunajat pada Allah SWT agar diberikan keselamatan dan kekuatan.

Hanya orang yang sombonglah yang tidak mau bergantung pada Allah SWT. Hanya orang sombonglah yang menganggap apa yang dimiliki mampu menyelamatkan hidupnya. Terlalu sayang kalau hidup yang sekali ini hanya untuk menyombongkan diri

Oleh : Aang Saeful Millah

Sabtu, 18 Disember 2010

CIRI-CIRI MANUSIA UNGGUL



CIRI-CIRI MANUSIA UNGGUL


Oleh : Bahagian Penerbitan, JAKIM


Pendahuluan
Manusia unggul adalah mereka yang memenuhi ciri-ciri individu Islam yang sebenarnya menurut kehendak Al-Quran dan as-Sunnah dalam seluruh aspek kehidupan. Bagi mewujudkan manusia unggul, seseorang itu hendaklah memiliki ciri-ciri keunggulan iaitu keimanan yang utuh, amal ibadat yang meliputi ibadat khususiah dan fardhu kifayah dan akhlak mulia yang merupakan cermin keimanan dan amal salih.


1. Keimanan Yang Utuh
Keimanan kepada Allah swt adalah paksi pembinaan negara dan ummah. Dengan keimanan itu akan lahirlah individu yang unggul dan masyarakat yang berbudi luhur, berdisiplin dan beramanah demi kebaikan dunia dan akhirat. Allah swt berfirman dalam surah al-Asr: ' Demi masa sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian kecuali orang yang beriman dan beramal salih yang berpesan dengan kebenaran dan berpesan dengan kesabaran'. ( Surah al-Asr : 1-3 ) lam ayat ini Allah swt menjelaskan bahawa manusia yang beruntung ialah mereka yang beriman dan beramal salih. Beriman kepada Allah adalah proses peralihan jiwa manuisa daripada menganggap dirinya bebas daripada sebarang kuasa dan ikatan serta tanggungjawab kepada ketundukan mengaku tanpa syarat bahawa tiada ýTuhan melainkan Allah dan Muhammad itu Rasulullah. Iman merangkumi tiga unsur utama, pengetahuan yang mendalam, kepercayaan yang jitu dan keyakinan yang teguh. Ketiga-tiga unsur ini akan membentuk iman yang kukuh yang menjadi tonggak kekuatan ruhaniyah yang cukup kental untuk membina jiwa dan jasmani manusia. Keteguhan iman juga merupakan penghalang daripada melakukan kejahatan dan maksiat.


2. Pelaksanaan Amal Ibadat
Keimanan tanpa ketaatan melalui amal ibadat adalah sia-sia. Seseorang yang berperibadi unggul akan tergambar jelas keimanannya melalui amal perbuatan dalam kehidupan sehariannya. Bahkan jika dikaji tujuan Allah menjadikan manusia itu sendiri ialah supaya beribadat kepada-Nya. Firman Allah swt : ' Tidak Aku ciptakan jin dan manusia itu melainkan untuk beribadat'. ( Surah az-Zariat : 56 )
Ibadat adalah bukti ketundukan seseorang hamba setelah mengaku beriman kepada Tuhannya. Ibadat yang dimaksudkan di sini termasuklah ibadat khususiah yang menyentuh fardhu ain dan juga fardhu kifayah yang merangkumi hubungan manusia sesama manusia. Justeru itu, bagi individu yang berperibadi unggul, seluruh hidupnya baik hubungannya dengan Pencipta ataupun masyarakat adalah dianggap ibadat. Allah swt berfirman: ' Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman iaitu orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, orang yang menjauhkan dirinya (dari perbuatan) yang tidak berguna, orang yang menunaikan zakat dan orang yang menjaga kehormatannya kecuali terhadap isteri-isterinya atau hamba yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela'. ( Surah al-Mukminun : 1-6 )


3. Akhlak Mulia
Akhlak mulia bagi peribadi unggul adalah hasil keimanan yang kental. Ini disebabkan tali ikatan yang menjalinkan hubungan antara individu dengan masyarakat terbentuk melalui nilai-nilai dan disiplin yang diamalkan oleh anggota masyarakat tersebut. Sekiranya nilai yang diamalkan itu positif maka akan lahirlah sebuah masyarakat yang aman, damai, harmoni dan diselubungi roh Islam. Rasulullah saw adalah contoh utama pembentukan akhlak. Dalam sebuah hadith, baginda saw bersabda, 'Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia'. ( Riwayat Ahmad )


Beberapa nilai yang baik dalam akhlak Islam yang menjadi tonggak amalan bagi melahirkan individu unggul ialah:
a) Amanah
Amanah adalah sifat mulia yang mesti diamalkan oleh setiap orang. Ia adalah asas ketahanan umat, kestabilan negara, kekuasaan, kehormatan dan roh kepada keadilan. Firman Allah swt: ' Maka tunaikanlah oleh orang yang diamanahkan itu akan amanahnya dan bertaqwalah kepada Allah, Tuhannya'. ( Surah al-Baqarah : 283 )


b) Ikhlas
Ikhlas adalah inti setiap ibadah dan perbuatan. Firman Allah swt: ' Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadat kepada-Nya '. ( Surah al-Bayyinah : 5 )
Ikhlas akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas akan mencapai kebaikan dunia dan akhirat, bersih daripada sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian dan kesejahteraan. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud, ' Bahagialah dengan limpahan kebaikan bagi orang-orang yang bila dihadiri (berada dalam kumpulan) tidak dikenali, tetapi apabila tidak hadir tidak pula kehilangan. Mereka itulah pelita hidayat. Tersisih daripada mereka segala fitnah dan angkara orang yang zalim'. ( Riwayat Imam al-Baihaqi )


c) Tekun
Islam menggalakkkan umatnya supaya tekun apabila melakukan sesuatu pekerjaan sehingga selesai dan berjaya. Sabda Rasulullah saw, ' Sesungguhnya Allah swt menyukai apabila seseorang kamu bekerja dia melakukan dengan tekun'. ( Riwayat Abu daud )
Sifat tekun akan meningkatkan produktiviti ummah, melahirkan suasana kerja yang aman dan memberi kesan yang baik kepada masyarakat.


d) Berdisiplin
Berdisiplin dalam menjalankan sesuatu kerja akan dapat menghasilkan mutu kerja yang cemerlang. Hasrat negara untuk maju dan cemerlang akan dapat dicapai denga lebih cepat lagi. Dengan berdisiplin seseorang itu akan dapat menguatkan pegangannya terhadap ajaran agama dan menghasilkan mutu kerja yang cemerlang.


e) Bersyukur
Bersyukur dalam konteks peribadi unggul berlaku dalam dua keadaan: pertama; sebagai tanda kerendahan hati terhadap segala nikmat yang diberikan oleh Pencipta sama ada sedikit atau banyak, kedua; bersyukur sesama makhluk sebagai ketetapan daripada Allah swt supaya kebajikan sentiasa dibalas dengan kebajikan. Allah swt berfirman: ' Demi sesungguhnya jika kamu bersyukur maka Aku akan tambahkan nikmat-Ku kepada kamu dan sekiranya kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku amatlah keras'. ( Surah Ibrahim : 7 )


f) sabar Di dalam menghadapi cabaran hidup, kesabaran amat penting untuk membentuk peribadi unggul seperti yang dikehendaki Allah swt. Firman Allah swt : ' Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara kebajikan) dan kuatkanlah kesabaran kamu (lebih daripada kesabaran musuh di medan perjuangan) dan bersedialah (dengan kekiuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu berjaya'. (Surah Ali Imran : 200)

g) Adil
Adil bermaksud meletakkan sesuatu pada tempatnya. Para ulama membahagikan adil kepada beberapa peringkat iaitu adil terhadap diri sendiri, orang bawahan, pemimpin atasan dan juga sesama saudara. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud,
'Tiga perkara yang menyelamatkan iaitu takut kepada Allah ketika bersendirian dan di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika suka dan marah dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga perkara yang membinasakan iaitu mengikut hawa nafsu, terlampau bakhil dan kagum


Kesan Manusia Beruntung Dalam Kehidupan
Seorang manusia yang memiliki sifat-sifat unggul adalah sangat beruntung kerana ia mampu mengemudi hidupnya dengan sempurna. Kondisi ini membuatkan ia dapat berperanan dengan baik kepada dirinya dan alam sekeliling.


Kesan Kepada Diri Sendiri
Manusia unggul akan berjaya melaksanakan amanah dan tanggungjawab dengan sebaik-baiknya dan sentiasa dapat memenuhi tuntutan-tuntutan rohani dan jasmaninya dengan terkawal. Aspek-aspek rohani dan jasmani manuisa yang terdiri daripada empat perkara asas iaitu akal fikiran, roh, jasad dan syahwat akan dapat dididik dan dipandu berdasarkan fitrah sebenar berdasarkan fungsi kejadian manusia itu sendiri sebagai makhluk istimewa dan khalifah Allah yang diamanahkan untuk memakmurkan bumi ini.


Akal fikiran yang diciptakan Allah swt merupakan mahkota berharga yang menampilkan imej manusia. Ia berkeupayaan menerima ilmu, berfikir, membezakan yang baik dan buruk, boleh diajar dan dididik serta boleh menyampaikannya kepada orang lain. Melalui akal, seseorang itu mendapat hidayah dan petunjuk Allah swt menerusi pemerhatian dan penghayatan terhadap kejadian-kejadian alam dan ajaran-ajaran yang disampaikan oleh orang lain.


Al-Quran menggesa manusia supaya menggunakan akal fikiran, memerhati dan mengkaji kejadian-kejadian alam ini. Pemerhatian dan pengkajian ini mempunyai faedah yang sangat besar iaitu memenuhi dan mempertingkatkan kemajuan hidup yang kemudiannnya akan menemui hakikat kebesaran Allah swt sebagai Pencipta yang Maha Agung. Dengan itu ia selaku makhluk yang mempunyai daya akal dan keupayaan akan tunduk patuh kepada kekuasaan Allah swt dengan penuh kesedaran dan akan melaksanakan kehidupan ini dalam situasi yang betul dan menuju keredhaan Allah swt.
Roh dan nyawa adalah komponen utama manusia. Adalah terlalu sulit untuk diperkatakan kerana ia sebenarnya urusan Allah swt. Walaupun demikian ia amat mustahak kerana dengannya mausia boleh hidup, bernafas, mendenyutkan nadi, memberikan dorongan dan kekuatan perasaan.


Satu lagi komponen manusia ialah jasad yang merangkumi kulit, daging, otot, urat, darah, tulang, anggota pancaindera dan lain-lain. Masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dan meyempurnakan antara satu sama lain iaitu sesuai dengan kejadian manusia yang dijadikan Allah swt sebagai sebaik-baik kejadian. Seseorang yang terdidik dengan nilai-nilai unggul, jasadnya akan bergerak di atas panduan yang betul. Dia akan menggunakan kudratnya melakukan kerja-kerja yang baik, rehat dan tidur dengan seimbangnya, memakan makanan yang bersih dan halal, menjaga kesihatan diri, mengguna dan memelihara pancaindera dari sebarang kemudharatan, dosa dan sebagainya. Ini sesuai dengan firman Allah swt: ' … dan janganlah kamu sengaja mencampakkan diri ke dalam bahaya kebinasaan'. ( Surah al-Baqarah : 195 )


Jelasnya jasad perlu dijaga supaya tidak terdedah kepada kebinasaan, penyakit dan sebarang kecacatan kerana kesempurnaan jasad turut membantu keunggulan hidup seseorang.
Unsur seterusnya yang dikurniakan kepada manusia ialah nafsu syahwat. Imam al-Ghazali pernah mengumpamakan nafsu sebagai binatang liar, bermakna ia sesuatu yang sukar dikawal. Sekiranya nafsu dapat dididk dan dikawal, ia akan menjadi jinak dan tunduk menurut segala kemahuan diri manusia. Tetapi sekiranya ia tidak dididik dan dikawal, dengan mudah ia menjadi raja kepada diri seseorang untuk melakukan apa sahaja kemahuan yang lebih cenderung kepada keburukan. Firman Allah swt ; ' Sesungguhnya nafsu manusia itu sangat menyuruh melakukan kejahatan kecuali orang-orang yang telah diberi rahmat oleh Tuhanku (maka terselamatlah ia dari hasutan nafsu itu)'. ( Surah Yusuf : 53 )


Bagi menenuhi keinginan syahwat ini, Islam membenarkan perkahwinan. Dengan demikian umat manuisa akan membiak dan berkembang dengan cara yang betul di samping sebagai salah satu pengecapan kurniaan nikmat Allah swt dalam hidup berkeluarga.
Jelasnya, kejayaan atau kegagalan seseorang itu melaksanakan tanggungjawab, khususnya kepada diri sendiri adalah bergantung kepada berjaya atau gagalnya ia memenuhi tuntutan keempat-empat perkara tersebut. Aspek-aspek ini adalah asas pembangunan keluarga, masyarakat dan negara.


Kesan Kepada Keluarga
Seseorang insan yang unggul akan mudah mengatur urusan hidup keluarganya. Ia dapat merencanakan soal-soal penddikan, saraan, pergaulan dan pembangunan keluarganya dengan tarbiah Islamiah. Ia dapat menjalankan tugasnya sebagai ra’i atau ketua keluarga dan dalam masa yang sama sebagai abid atau hamba Allah yang sentiasa menjaga hubungannnya dengan Allah swt.


Dalam sesebuah keluarga, aspek-aspek kesihatan fizikal adalah sangat perlu. Ini kerana kesejahteraan pemikiran dan kerohanian seseorang bergantung rapat kepada kesejahteraan fizikal. Seseorang mukmin yang kuat adalah lebih baik daripada yang lemah. Minda yang sihat akan lahir dari tubuh badan yang sihat. Oleh itu, tarbiah jasmaniah seperti yang dituntut oleh syarak perlulah dilaksanakan dalam keadaan yang teratur. Umpamanya dalam pemilihan makanan mestilah yang bersih, baik dan dari sumber yang halal. Amalan buruk yang boleh memudaratkan badan seperti merokok, meminum minuman keras, menyalahgunakan dadah dan sebagainya, hendaklah dijauhi. Sekiranya ketentuan ini tidak dipatuhi, kesihatan jasmani akan terjejas dan boleh memberi kesan buruk kepada mental, fizikal dan spiritual.
Pendidikan rohani pula adalah aspek yang penting. Ia merangkumi keimanan, pengamalan syariat, pelaksanaan tanggungjawab sebagai seorang muslim serta pembangunan mental dan spiritual. Seorang ketua keluarga bertanggungjawab membentuk dan mendidik keluarganya mengamalkan tuntutan-tuntutan yang dikehendaki oleh Islam. Dalam masa yang sama menjauhi perkara-perkara yang haram dan makruh. Ia juga mestilah memastikan ketulenan akidah keluarganya dan membersihkannya dari sebarang bentuk kekufuran dan kesyirikan serta mengikis jiwa dari kekotoran dan penyakit melalui amalan dan latihan yang mantap serta berterusan. Firman Allah swt: 'Sesungguhnya berjayalah orang yang ( setelah menerima peringatan itu) berusaha membersihkan dirinya (dengan taat dan amal soleh) dan menyebut-nyebut dengan lidah dan hatinya akan nama Tuhannya serta mengerjakan sembahyang ( dengan khusyuk)'. ( Surah al-A’la : 14-15 )


Seperti yang telah dinyatakan akal fikiran sangat berharga bagi manuisa. Islam juga menuntut umatnya supaya menggunakan akal fikiran dengan betul. Islam menyuruh manusia supaya menuntut ilmu yang bermanfaat dan ilmu itu pula hendaklah disebarkan melalui proses pengajaran dan pengembangan.


Seiring dengan kekuatan pemikiran, pendidikan akhlak adalah amat mustahak. Seseorang ketua yang unggul adalah model yang berkesan dalam pendidikan akhlak keluarganya. Ia perlu membimbing ahli keluarganya dengan akhlak Islamiah berdasarkan ilmu dan pengalaman yang ada padanya. Kegagalan sesetengah keluarga untuk mengamalkan akhlak Islamiah kebanyakannya berpunca daripada kegagalan ketua keluarga atau ibu bapa masing-masing yang tidak mengamalkan nilai-nilai murni seperti yang ditetapkan oleh Islam. Sebab itulah ibu bapa perlu membentuk keunggulan diri mereka terlebih dahulu sebelum amalan itu dapat diperturunkan kepada anak-anak mereka.


Seorang ketua keluarga juga dapat mengatur soal kehidupan ekonomi dan sosial keluarganya berpandukan nilai-nilai yang baik. Ia akan mempunyai rasa tanggungjawab untuk mempertingkatkan taraf hidup keluarganya dengan mengamalkan sikap bersungguh-sungguh dalam kerjaya. Ia berkeyakinan bahawa kesungguhan bekerja adalah suruhan agama yang perlu ditunaikan. Dengan demikian ia akan membawa keluarganya keluar dari ruang lingkup kemiskinan yang menjadi salah satu musuh Islam yang boleh membawa kepada kekufuran seperti sabda Rasulullah saw : ' Hampir-hampr kefakiran itu membawa kepada kekufuran'. ( Riwayat Abu Naim )


Kesan Kepada Masyarakat, Negara Dan Ummah


Seseorang insan yang unggul akan memastikan hubungan kemasyarakatan dan keluarganya berada dalam satu ikatan yang jitu. Prinsip-prinsip hubungan kejiranan dan masyarakat di sekitarnya akan diasaskan kepada panduan-panduan yang digariskan oleh Islam. Firman Allah swt: ' Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam) dan janganlah kamu bercerai berai ..'. ( Surah Ali Imran : 103 ) ' Dan hendaklah kamu beribadat kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa jua dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua-dua ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, jiran tetangga yang dekat, jiran tetangga yang jauh, rakan sejawat, orang musafir yang terlantar dan juga hamba sahaya yang kamu miliki'. ( Surah an-Nisa’ : 36 )
Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: ' Hubungan orang mukmin dengan orang mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan yang menguatkan antara satu sama lain'. ( Riwayat at-Tabarani )


Setiap kelompok masyarakat perlu memberi perhatian berat kepada bidang penddikan. Insan yang beruntung dalam sesebuah masyarakat akan memudahkan usaha dan perancangan untuk meningkatkan kualiti masyarakat melalui aktiviti pendididkan, pengajian dan muamalat.
Penghayatan agama juga sangat mustahak. Merekalah yang akan mengembangkan penghayatan ajaran Islam melalui aktiviti-aktiviti yang berfaedah melalui cara-cara yang formal atau tidak formal. Susasana ini bukan sahaja dapat melahirkan masyarakat yang harmoni dan berdisiplin, tetapi juga akan menampakkan masyarakat yang mempunyai imej yang tinggi serta mendapat keberkatan daripada Allah swt.


Seperti yang diketahui, ketrampilan seseorang individu atau masyarakat dengan ilmu agama semata-mata tanpa ilmu duniawi adalah sesuatu yang tidak sempurna. Dalam ertikata lain, seseorang muslim perlu mendapatkan pengetahuan yang luas dan kemahiran yang tinggi dalam ilmu selain ilmu agama yang menjadi keperluan asasi. Ia meliputi ilmu ekonomi, politik dan sosial yang perlu diketahui sebagai alat untuk meletakkan diri masing-masing dalam arus perdana kehidupan bermasyarakat dan beragama. Dengan sebab itu bidang ekonomi, politik dan sosial mesti diketahui dan dicenburi secara bersungguh-sungguh sekurang-kurangnya pada tahap yang paling asas. Bidang-bidang ini merupakan urusan hidup yang menjadi sebahagian penting yang dikehendaki oleh ajaran Islam seperti yang dijelaskan dalam firman Allah swt: 'Dan tuntutlah dengan harta kekayaan yang telah dikurniakan oleh Allah kepadamu (pahala dan kebahagiaan) hari akhirat dan janganlah engkau melupakan bahagianmu ( keperluan dan bekalanmu ) dari dunia'. ( Surah al-Qasas : 77 )
Selain bidang sosial dan ekonomi, bidang poltik juga menjadi perkara yang penting dalam sesebuah masyarakat. Kestabilan politik sesebuah negara adalah berpunca daripada keunggulan dan kekuatan yang ada pada diri setiap individu, yang kemudiannya membentuk satu ikatan warganegara yang kukuh.


Apabila sesebuah masyarakat itu kukuh, akan lahir pula tokoh-tokoh berwibawa yang boleh diharap menjadi pemimpin bagi setiap kelompok masyarakat. Pemimpin ini pula perlu mempunyai ilmu, kemahiran dan sifat-sifat unggul sebagai pemimpin. Dia perlu diberi kepercayaan dan sokongan supaya masyarakat dan negara dapat dibawa kepada pencapaian matlamat kemakmuran hidup dan keredhaan Allah swt seperti yang dapat difahami daripada kisah negeri Saba’ ( Yaman Tua ) yang diceritakan di dalam al-Quran : ' Demi sesungguhnya, adalah bagi penduduk negeri Saba’ satu tanda (yang membuktikan kemurahan Allah) yang terdapat di tempat tinggal mereka, iaitu dua kumpulan kebun ( yang luas lagi subur) yang terletak di sebelah kanan dan di sebelah kiri (kampung mereka). (Lalu dikatakan kepada mereka) : 'Makanlah dari rezeki pemberian Tuhan kamu dan bersyukurlah kepada-Nya , (negeri kamu ini adalah) negeri yang baik (aman dan makmur) dan (Tuhan kamu adalah) Tuhan yang Amat Pengampun'. ( Surah saba’ : 15 ).


Dalam konteks kepentingan sejagat pula seseorang insan yang unggul akan mampu memimpin ummah di peringkat yang lebih luas. Kejayaan memimpin negara akan diikuti oleh negara lain sebagai model. Pemimpin yang berwibawa di arena antarabangsa ini diperintahkaan oleh Islam supaya memberikan sumbangan untuk kesejahteraan ummah. Dengan itu tercapailah fungsi manusia sebagai khalifah Allah swt di atas muka bumi ini.
Penutup
Demikianlah antara kesan-kesan yang dapat dilahirkan oleh insan yang umggul dalam kehidupannya sama ada kepada diri, keluarga, masyarakat, negara dan ummah hasil daripada pegangan dan amalan terhadap nilai-nilai unggul seperti yang telah dinyatakan.



Pengirim:
Ruzita Binti Mokhtar

Tarikh : 22 April 2005 Sumber : [Ruzita Binti Mokhtar] Editor : PRO JAKIM [Zakaria Bin Othman]Hits : 22448

Mumia temukan Dr. Maurice dengan Islam


Mumia temukan Dr. Maurice dengan Islam

Mumia temukan Dr. Maurice dengan Islam. PADA pertengahan tahun 1975, Perancis yang ketika itu di bawah pemerintahan Presiden Francisco Mitterand menawarkan kerajaan Mesir bantuan untuk meneliti, mempelajari dan menganalisis mumia Firaun, Ramsess II yang sangat terkenal.


Firaun yang dikatakan hidup di zaman Nabi Musa yang akhirnya mati tenggelam dalam Laut Merah ketika mengejar Musa dan para pengikut baginda yang melarikan diri daripada kekejamannya.


Mesir menyambut baik tawaran itu dan membenarkan mumia itu diterbangkan ke Paris. Malah ketika sampai di sana kedatangan mumia itu disambut dengan pesta dan keramaian.
Ini termasuklah apabila Mitterand dan para pemimpin Perancis yang lain tunduk hormat ketika mumia itu dibawa lalu di hadapan mereka.


Mumia itu kemudiannya diletakkan di ruang khas di Pusat Arkeologi Perancis. Di situ ia bakal diperiksa sekali gus membongkar rahsianya oleh para pakar, doktor bedah dan autopsi Perancis yang dipimpin oleh doktor yang sangat terkenal, Prof. Dr. Maurice Bucaille.
Bucaille seorang pakar bedah kenamaan Perancis yang dilahirkan di Pont-L’Eveque pada 19 Julai 1920. Memulakan kerjaya di bidang perubatan am dan pada tahun 1945 beliau diiktiraf sebagai pakar di bidang gastroentorologi.


Ramai kerabat diraja dan keluarga pemimpin dunia menggunakan khidmat Dr. Bucaille, termasuk Raja Faisal Arab Saudi dan pemimpin Mesir, Anwar Sadat.
Lalu kesempatan beliau untuk membedah dan menyiasat mumia Firaun, mengerah seluruh tenaga dan mindanya untuk menguak misteri di sebalik penyebab kematian raja Mesir kuno itu.
Ternyata, hasilnya sangat mengejutkan. Dr. Bucaille menemukan sisa-sisa garam yang masih melekat pada jasad mumia tersebut sebagai bukti terbesar bahawa Firaun itu mati akibat tenggelam di dalam laut. Iaitu jasadnya segera dikeluarkan dari laut, ‘dirawat’ segera dan dijadikan mumia supaya jasad itu kekal awet.


Namun penemuan itu menimbulkan persoalan yang sangat besar kepada Dr. Bucaille. Bagaimana jasad tersebut masih dalam keadaan sangat baik berbanding jasad-jasad yang lazimnya tenggelam dan dikeluarkan daripada laut?


Lalu beliau menyiapkan sebuah laporan akhir yang diyakininya sebagai penemuan baru, iaitu proses menyelamatkan mayat Firaun dari laut dan kaedah pengawetannya.
Laporan tersebut diterbitkan dengan tajuk; Mumia Firaun: Sebuah Penelitian Perubatan Moden (judul asalnya; Les Momies Des Pharaons Et La Midecine). Ekoran penerbitan laporan itu, Dr Bucaille dianugerah penghargaan tertinggi kerajaan iaitu Le Prix Diane Potier-Boes (Penghargaan Dalam Sejarah) oleh Academie Frantaise dan anugerah Prix General daripada Academie Nationale De Medicine, Perancis.


Namun seorang rakan sempat membisikkan kepada Dr. Bucaille bahawa penemuan ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru.
“Jangan tergesa-gesa kerana sesungguhnya umat Islam telah berbicara mengenai peristiwa Firaun yang mati lemas dan mayatnya dipelihara sehingga hari ini!”
Namun kata-kata itu ditentang keras oleh Dr. Bucaille kerana beliau menganggap sangat mustahil. Baginya membongkar sesebuah misteri yang lama tidak mungkin dapat diketahui kecuali dengan perkembangan teknologi moden, peralatan dan makmal canggih yang mutakhir dan tepat.


Kisah Firaun dalam al-Quran


Hakikatnya Dr. Bucaille menjadi serba salah dan bingung apabila diberitahu bahawa al-Quran yang diyakini dan dipercayai oleh umat Islam telahpun meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian mayatnya diselamatkan.
Beliau semakin tertanya-tanya, bagaimana perkara seperti itu dapat diterima oleh akal kerana mumia itu baru sahaja ditemui sekitar tahun 1898. Sedangkan al-Quran telah ada di tangan umat Islam sejak ribuan tahun sebelumnya.


Sambil mata tidak lepas memandang mumia Firauan yang terbujur di hadapannya, Dr. Bucaille terus tertanya-tanya bagaimana al-Quran dapat membicarakan kisah Firaun yang jasadnya diselamatkan dari hancur sejak ribuan tahun lalu.


“Apakah masuk akal di hadapanku ini adalah Firaun yang cuba menangkap Musa (Nabi)? Apakah masuk akal Muhammad (Nabi) mengetahui hal sejarah ini? Pada hal kejadian Musa dikejar Firaun telah berlaku sebelum al-Quran diturunkan,” bicara hatinya sendirian.
Lalu beliau mendapatkan kitab Injil yang di dalamnya hanya membicarakan Firaun yang tenggelam di tengah laut saat mengejar Nabi Musa tetapi tidak diceritakan mengenai mayat Firaun.


Sementara dalam Kitab Perjanjian Lama (Injil Lama) pula yang diceritakan dalam kitab itu hanyalah: “Air (laut) pun kembali seperti sebuah lautan yang berombak dan beralun, menenggelamkan kereta-kereta (chariot) kuda, pasukan berkuda dan seluruh bala tentera Firaun tanpa ada seorang pun yang berjaya menyelamatkan diri. Tetapi anak-anak Israel dapat menyelamatkan diri atas daratan kering di tengah-tengah laut itu”. (Exodus 14:28 dan Psalm 136:15)


Dr. Bucaille sangat terkejut kerana tidak ada disebut langsung mengenai apa yang terjadi seterusnya kepada mayat Firaun selepas tenggelam itu.
Ini menjadikan beliau semakin kebingungan.
Apabila mumia dikembalikan semula ke Mesir, Dr. Bucaille terus mendapatkan kepastian mengenai mumia itu. Lalu beliau memutuskan untuk bertemu dengan para ilmuwan Islam mengenai sejarah Nabi Musa, kekejaman Firaun sehinggalah Bani Israel meninggalkan Mesir dan dikejar Firaun dengan seluruh bala tentera di belakang mereka.


Maka salah seorang mereka terus bangun dan membaca ayat al-Quran berhubung sejarah tersebut untuk Dr. Bucaille mendengarkannya sendiri:
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badan kamu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudah kamu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (Yunus: 92).”


Apabila mendengar ayat ini, hati Dr. Bucaille benar-benar tersentuh. Beliau akhirnya mengakui kebenaran ayat itu kerana ia dapat diterima akal dan memberikan satu inspirasi serta dorongan kepada sains untuk maju meneroka lebih jauh lagi.
Lalu dengan hati yang begitu bergetaran dalam menahan sebak dan keharuan, beliau pun bangun dan dengan suara yang lantang berkata: “Sesungguhnya aku masuk Islam dan beriman dengan al-Quran ini.”


Tidak sekadar beliau mengakui kebenaran dan memeluk Islam tetapi beliau kemudiannya pulang ke Perancis dengan menggali seluruh isi al-Quran.


Akhirnya beliau berjaya menerbitkan buku yang sangat mengejutkan seluruh dunia dan sehingga kini telah diterjemahkan dalam pelbagai bahasa pada tahun 1976, iaitu The Bible, the Qur’an, and Science : The Holy Scriptures Examined in the Light of Modern Knowledge.
Melalui buku ini, Dr. Bucaille yang kemudiannya dikenali sebagai Dr. Yahya Maurice Bucaille berjaya membuktikan bahawa al-Quran adalah selari dengan fakta-fakta sains sementara kitab Injil adalah sebaliknya.


“Sains dan Islam umpama saudara kembar yang tidak boleh berpisah. Ini kerana dalam Injil terdapat pelbagai kesilapan dari aspek saintifik tetapi tiada sedikitpun kesilapan seperti itu ada dalam al-Quran.
“Al-Quran yang di dalamnya diceritakan segala penjelasan mengenai fenomena alam semula jadi yang sangat bertepatan dengan sains moden,” katanya.
Beliau memberikan kesimpulan bahawa tidak syak lagi al-Quran benar-benar kalam Allah.

Artikel : Utusan Online

Anak yang soleh


Anak yang soleh


Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang dapat berdialog dengan Allah SWT. Setiap kali ia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke puncak bukit Tursina dan di atas bukit inilah ia akan bertanya kepada Allah SWT tentang segala sesuatu yang belum diketahuinya. Konon, Allah SWT akan menjawab pertanyaannya pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada Nabi-Nabi lain.
Dikisahkan, karena rasa ingin tahunya, suatu hari Nabi Musa bertanya kepada Allah SWT. "Ya Allah, siapakah gerangan tetanggaku nanti di surga?"


Atas kemurahan-Nya Allah pun menyebutkan nama, desa serta tempat tinggal orang yang ditanyakan Nabi Musa itu. Mendapat jawaban ini, Nabi Musa pun turun dari bukit Tursina lalu berjalan mengikuti petunjuk yang didapatnya. Setelah melakukan perjalanan selama berhari-hari akhirnya sampailah Nabi Musa di sebuah desa kecil yang amat sederhana.
Atas pertolongan beberapa orang penduduk setempat, ia pun berhasil menemukan rumah yang ternyata hanya dihuni oleh seorang anak lelaki remaja. Setelah saling mengucap salam, Nabi Musa dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu.


Tapi nampaknya tuan rumah ini tidak melayani Nabi Musa sebagaimana lazimnya seseorang yang sedang menerima tamu. Sebab ia segera meninggalkan Nabi Musa, masuk ke dalam sebuah kamar dan beberapa saat kemudian keluar lagi sambil menggendong seekor babi betina yang besar. Tampak jelas bagaimana ia memperlakukan makhluk itu dengan sangat hati-hati dan penuh rasa kasih sayang. Menyaksikan ini diam-diam Nabi Musa merasa terkejut. "Ya, Allah. Inikah tetanggaku di surga nanti?" tanyanya dalam hati penuh keheranan.
Seolah tak menghiraukan tamunya, sang pemuda pun mulai memandikan dan membersihkan babi betina itu dengan khidmat. Kemudian ia mengeringkan dan menaburkan sedikit wewangian ke tubuh sang babi, memeluk dan menciumnya, lalu menggendongnya kembali ke dalam kamar. Tidak lama kemudian ia keluar lagi dan kali ini menggendong seekor babi jantan yang lebih besar. Babi jantan ini pun dimandikan dan diperlakukan dengan sangat baik persis seperti kejadian sebelumnya, lalu dengan hati-hati digendongnya kembali ke dalam kamar. Setelah itu barulah ia menghampiri dan melayani tamunya tanpa sedikitpun menyadari bahwa yang ada di hadapannya adalah seorang Nabi.


"Wahai orang muda, apa agamamu?" Tanya Nabi Musa.
"Saya beragama Tauhid." Jawab pemuda itu singkat.
"Lalu, mengapa engkau memperlakukan babi sedemikian rupa? Tidakkah engkau mengetahui bahwa agama Tauhid melarangnya?" Tanya Nabi Musa.
"Wahai tuan hamba," kata pemuda itu. "Kedua babi itu sesungguhnya adalah ibu-bapa kandung saya. Karena dosa besar yang mereka lakukan, Allah menghukum mereka dengan menjadikan keduanya babi yang buruk rupa. Tentang dosa mereka terhadap Allah, saya tidak tahu. Sebab itu sepenuhnya adalah urusan mereka dengan Allah. Yang saya ketahui, hal itu tidak sedikitpun merubah kewajiban saya sebagai anak, yakni melaksanakan amal bhakti terhadap kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Oleh karenanya setiap hari saya lakukan semua hal baik yang dapat saya lakukan bagi keduanya, seperti di antaranya telah tuan saksikan tadi."


Kemudian ia melanjutkan. "Walau rupa mereka telah berubah menjadi babi, mereka tetap orang tua saya. Karenanya setiap hari saya berdoa kepada Allah agar dosa-dosa mereka diampuni. Saya terus memohon agar Allah mengembalikan wujud mereka kembali sebagai manusia, namun Allah masih belum mengabulkan permohonan saya." Katanya sambil menunduk sedih.
Sahdan, maka saat itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa a.s; "Wahai Musa, inilah orang yang akan bertetangga denganmu nanti di Surga. Bhaktinya sangat tinggi kepada kedua ibu-bapanya. Oleh karena itu Kami naikkan maqamnya sebagai anak soleh di sisi Kami."
Allah juga berfirman: "Oleh karena dia telah berada di maqam anak yang soleh di sisi Kami, maka Kami angkat doanya. Tempat kedua ibu-bapanya yang Kami sediakan di dalam neraka pun telah Kami pindahkan ke dalam surga."

(1)
Inilah berkat anak yang soleh. Doa anak yang soleh dapat menebus dosa kedua ibu-bapanya. Memungkinkan kedua orangtuanya "dipindahkan" dari neraka ke surga. Anak yang soleh tidak mencampur-adukkan segala urusan dan kewajiban orangtuanya kepada Allah SWT dengan kewajibannya sendiri selaku anak kepada kedua orang tuanya.
Seburuk apa pun perilaku kedua orang tua kita, sesungguhnya itu bukan urusan kita. Urusan kita adalah menjaga mereka dengan penuh kasih sayang sebagaimana mereka menjaga, membesarkan dan menyayangi kita sejak dilahirkan hingga dewasa.
Sebesar apa pun dosa yang (mungkin) pernah mereka lakukan kepada Allah SWT, itu juga bukan urusan kita. Urusan kita adalah tidak berhenti memohonkan ampun bagi keduanya. Sebab doa anak yang soleh akan menolong kedua orang tuanya mendapatkan tempat yang baik di akhirat. Ingatlah selalu, doa anak-anak soleh adalah sesuatu yang selalu dinantikan oleh setiap orang tua di alam kubur.


Ukuran kasih sayang seorang anak kepada kedua ibu-bapanya tidak dapat digantikan dengan materi dan kebendaan lainnya, akan tetapi dengan perhatian dan doa yang tulus agar kedua ibu-bapanya mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah. Baik semasa hidupnya, apalagi setelah mereka berpulang ke Rakhmatullah.


Janganlah sekalipun kita coba menghakimi mereka (walau di dalam hati) dengan ilmu yang sesungguhnya amat sedikit, sebab perkara penghakiman ini sepenuhnya merupakan urusan Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang.
Allah SWT telah memperingatkan:


(2) "Dan janganlah engkau ikuti apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentangnya, sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati, semuanya itu akan ditanya."
[QS.17: 36]
Oleh karena itu, maka selain untuk selalu diingat dan (tentunya) dilaksanakan oleh diri sendiri, hendaklah perintah Allah SWT berikut ini juga kita ajarkan kepada anak-cucu kita sebagai sebaik-baik ajaran:


(3) "Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
[QS.29:8]


(4) "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
[QS.17:23]


(5) "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."
[QS.31:14]


(6) "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni'matMu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
[QS. 46:15]


Shadaqa Allah 'Ul Azim
Artikel : madrasahmassahar.blogspot.com

Tanda Hati Mati


Tanda Hati Mati


Menurut Syeikh Ibrahim Adham, antara sebab atau tanda-tanda hati mati ialah :


~Mengaku kenal Allah swt, tetapi tidak menunaikan hak-hak-Nya
~Mengaku cinta kepada Rasulullah saw, tetapi mengabaikan sunnah baginda
~Membaca al-Quran, tetapi tidak beramal dengan hukum-hukum di dalamnya
~Memakan nikmat-nikmat Allah swt, tetapi tidak mensyukuri atas pemberian-Nya
~ Mengaku syaitan itu musuh, tetapi tidak berjuang menentangnya
~Mengaku adanya nikmat syurga, tetapi tidak beramal untuk mendapatkannya
~Mengaku adanya siksa neraka, tetapi tidak berusaha untuk menjauhinya
~Mengaku kematian pasti tiba bagi setiap jiwa, tetapi masih tidak bersedia untuknya
~Menyibukkan diri membuka keaiban orang lain, tetapi lupa akan keaiban diri sendiri
~Menghantar dan menguburkan jenazah/mayat saudara se-Islam, tetapi tidak mengambil

Pengajaran daripadanya:


Hati mati kerana tidak berfungsi mengikut perintah Allah iaitu tidak mengambil iktibar dan pengajaran daripada didikan dan ujian Allah.
Hati juga mati jika tidak diberikan makanan dan santapan rohani sewajarnya. Kalau tubuh badan boleh mati kerana tuannya tidak makan dan tidak minum, begitulah juga hati.
Apabila ia tidak diberikan santapan dan tidak diubati, ia bukan saja akan sakit dan buta, malah akan mati akhirnya.


Santapan rohani yang dimaksudkan itu ialah zikrullah dan muhasabah diri. Oleh itu, jaga dan peliharalah hati dengan sebaik-baiknya supaya tidak menjadi kotor, hitam, keras, sakit, buta dan mati. Gilap dan bersihkannya dengan cara banyak mengingati Allah ( berzikir ).


Firman Allah:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِ‌ۗ أَلَا بِذِڪۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَٮِٕنُّ ٱلۡقُلُوبُ
(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan "zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia. (Al-Rad, Ayat 28)

Sucikanlah 4 hal dengan 4 perkara :
"Wajahmu dengan linangan air mata keinsafan, lidahmu basah dengan berzikir kepada Penciptamu, hatimu takut dan gementar kepada kehebatan Rabbmu, ...dan dosa-dosa yang silam di sulami dengan taubat kepada Zat yang Memiliki mu."


Hati merupakan tempat yang lembut, rahmat, kasih sayang dan lain-lain. Apabila kita mengisi hati kita dengan banyak zikrullah, nescaya ia memenuhi rahmat dan kasih sayang.
Hati merupakan anggota yang menentukan segala permasalahan hidup. Jika ia dimakmurkan dengan keyakinan dan iman, sudah tentu segala anggota akan mengikut dengan penuh keimanan. Untuk kita melihat betapa kuat, kuasa dan luasnya hati dengan keimanan, Allah Taala menjelaskannya dalam Surah az-Zumar ayat 23 yang bermaksud:


ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحۡسَنَ ٱلۡحَدِيثِ كِتَـٰبً۬ا مُّتَشَـٰبِهً۬ا مَّثَانِىَ تَقۡشَعِرُّ مِنۡهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّہُمۡ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمۡ وَقُلُوبُهُمۡ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ‌ۚ ذَٲلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَہۡدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ‌ۚ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُ ۥ مِنۡ هَادٍ 
"Allah telah menurunkan sebaik-baik perkataan iaitu Kitab Suci Al-Quran yang bersamaan isi kandungannya antara satu dengan yang lain (tentang benarnya dan indahnya), yang berulang-ulang (keterangannya, dengan berbagai cara); yang (oleh kerana mendengarnya atau membacanya) kulit badan orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka menjadi seram; kemudian kulit badan mereka menjadi lembut serta tenang tenteram hati mereka menerima ajaran dan rahmat Allah. Kitab Suci itulah hidayat petunjuk Allah; Allah memberi hidayat petunjuk dengan Al-Quran itu kepada sesiapa yang dikehendakiNya (menurut undang-undang peraturanNya) dan (ingatlah) sesiapa yang disesatkan Allah (disebabkan pilihannya yang salah), maka tidak ada sesiapa pun yang dapat memberi hidayat petunjuk kepadanya."


Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjukkan siapa yang yang dikehendaki-Nya. Dan sesiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.
Rasulullah s.a.w. bersabda maksudnya:
"Ketahuilah bahawa pada jasad terdapat segumpal darah, apabila elok nescaya eloklah seluruh jasad dan apabila rosak, maka rosaklah seluruh jasad. Ketahuilah bahawa itulah hati."
Kalaulah begitu, hati merupakan tempat cahaya keyakinan dan keimanan. Sebagaimana iman boleh bertapak dalam hati, begitu juga kekerasan dan kekufuran juga boleh bertapak dalam hati. Hati yang lupa untuk berzikrullah akan menjadi keras, kenapa? Ini kerana ia beriktikad bahawa tiada di sana kecuali kehidupan dunia sahaja dan maddi(kebendaan).


Justeru, ia cuba mendapatkannya semampu mungkin dan dengan apa cara sekalipun sehingga melangkaui hak-hak dengan melakukan kezaliman, kerosakan dan mengambil hak mereka yang daif. Inilah puncanya.

Artikel : halaqah.net

Kajian sains membuktikan Zikir Dapat Membentuk Minda Positif


Kajian sains membuktikan Zikir Dapat Membentuk Minda Positif


Terdapat banyak contoh-contoh dalam al-Quran dan Hadis yang menceritakan tentang faedah berfikiran positif( husnu zann ), Tabah dan bersikap optimistik ketika ditimpa kesusahan. Walau bangaimanapun adakah anda tahu bahawa kesabaran dan berpandangan positif dalam kehidupan merupakan dua jenis penawar paling mujarab yang anda boleh gunakan?.


Al-Quran ( 2 : 155-157 ), bermaksud : "Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu Dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. dan berilah khabar gembira kepada orang-orang Yang sabar: (Iaitu) orang-orang Yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: "Sesungguhnya Kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah Kami kembali." Mereka itu ialah orang-orang Yang dilimpahi Dengan berbagai-bagai kebaikan dari Tuhan mereka serta rahmatNya; dan mereka itulah orang-orang Yang dapat petunjuk hidayahNya".


Daripada penemuan sains moden, jelas menunjukkan bahawa rahmat Allah selalunya datang dalam bentuk kesihatan yang baik.
Bernard Jensen berkata, dalam bukunya " The Science and Practice of Iridology", "para doktor sekarang berpendapat bahawa fizikal seseorang bukanlah penggerak utama tubuh badan, akan tetapi minda yang mengawalnya". Ini disokong oleh Dr Ted M. Morter dalam bukunya , Your Health... Your Choice, ketika beliau mengatakan " pemikiran negatif merupakan pengeluar asid nombor satu dalam badan ( dan kandungan asid yang melebihi dalam badan merupakan penyebab utama penyakit ) sebab tubuh anda akan bertindak balas terhadap minda yang negatif dan tekanan emosi yang dihasilkan oleh fikiran, sama seperti tindak balasnya terhadap keadaan sebenar apabila fizikal menerima kecederaan atau kesakitan".


Sejak Freud mempopularkan idea psikoanalisis, manusia hanya fokus kepada dunia mental untuk menyelesaikan masalah-masalah tertentu, kita lupa bahawa alam fizikal dan alam mental tidak boleh dipisahkan. Fikiran terletak di dalam otak, dan otak adalah organ. Seperti organ yang lain, ia mendapatkan bekalan nutrien dari tempat yang sama dengan organ lain mendapatkan nutrien, dan ia mudah terpengaruh dengan masalah yang sama berlaku terhadap organ lain. Secara asasnya otak adalah sebahagian daripada anggota tubuh, sama dengan organ yang lain bergantung sepenuhnya kepada tubuh. Ia memerlukan gula/glukos untuk menghasilkan tenaga, berlainan dengan tisu lain yang boleh menghasilkan tenaga dari kalium dan lemak. Oleh yang demikian otak merupakan organ pertama yang menerima akibatnya apabila berlaku kekurangan glukos dalam darah dan tindak balasnya adalah sangat parah. Freud sendiri mengatakan bahawa psikoanalisis tidak sesuai untuk mengubati penyakit seperti skizofrenia,dan dia membuktikan bahawa ianya disebabkan oleh biochemical.
Sekiranya kita tahu bahawa otak merupakan organ, dan ia bekerja dengan harmoni bersama organ yang lain, dan mendapat tenaga dari aliran darah yang sama dengan organ lain, kita dapat memahami bagaimana pelbagai peristiwa mental boleh mempengaruhi kita secara fizikal. Sebagai contoh, menggunakan otak cuma untuk berfikir dan membuat ulangkaji akan membakar nutrien (zat makanan untuk tubuh badan) dalam system badan kita, terutama sekali fosforus. Oleh yang demikian kita akan mengalami kekurangan fosforus apabila otak kita bekerja keras. Dan kita mendapati bahawa sebaliknya juga berlaku dalam hubungan ini, orang yang banyak menggunakan otak dan mempunyai tahap keintelektualan yang tinggi biasanya mempunyai kandungan fosforus yang tinggi juga dalam sistem badan mereka.
Banyak hikmah yang terkandung dalam sabda Nabi S.A.W yang diriwayatkan oleh Abu Huairah R.A, "Orang yang kuat itu bukanlah mereka yang dapat menumbangkan lawan dengan kekuatannya, akan tetapi orang yang kuat itu mereka yang dapat menahan kemarahan",. Bersabar dan berada dalam keadaan tenang merupakan kunci kepada kekuatan fizikal.
Bukan sahaja fosforus yang boleh terhakis akibat mengalami tekanan pemikiran dan hilang ketenangan jiwa. Sekiranya kelenjar tiroid, iaitu organ utama yang mengawal emosi bekerja melebihi had masanya, kita boleh menderita akibat kekurangan iodin. Tekanan dalam kerjaya, perceraian, atau lainnya boleh menyebabkan kehilangan kalium dan natrium dalam badan, sebab ia boleh mempengaruhi kelenjar adrenal mencipta banyak keperluan untuk mineral-mineral ini.


Bahkan penyakit hypoglycemia (kurang glukosa/darah rendah) boleh diakibatkan oleh perasaan kegembiraan yang melampau. Atas dasar inilah Nabi S.A.W amat menyarankan kesederhanaan dalam hidup, walau bagaimanapun kita kerap kali melibatkan diri dalam hal-hal yang mengembirakan, seperti menonton tv, pergi membeli belah, menonton wayang, keraian, dan lain-lain lagi. Apabila kita melihat sesuatu yang mengujakan, bahagian luar kelenjar adrenal akan terangsang, lalu peningkatan gula dalam darah akan berlaku. Keadaan ini akan merangsang pankreas untuk merembeskan insulin ke dalam darah bagi mengawal tahap gula yang stabil dalam darah, proses ini akan mengakibatkan kita terasa letih dan lemah.
Berfikir positif akan melahirkan ketenangan dan kesihatan tubuh badan, yang mana daripada nikmat itu akan terucaplah "Alhamdulillah", ucapan syukur kepada Allah terhadap apa yang kita dapat dan apa yang kita lalui. Sebagai seorang mukmin kita sepatutnya menghidupkan suasana yang tenang, jauh daripada tekanan dan kelam kabut, sama ada di rumah ataupun di pejabat.
Salah satu cara yang boleh kita kurangkan kesan daripada tekanan tersebut ialah sentiasa mengawasi tekanan perasaan yang kita hadapi dan ambil makanan tambahan yang boleh menambahkan nutrien seperti makanan berasaskan tumbuh-tumbuhan.
Contohnya, jika mereka yang bangun untuk solat malam atau membaca al-Quran ketika ramadhan, mereka boleh mengambil makanan yang kaya dengan fosforus, ini boleh membantu mereka dalam mengimbangi pengambilan fosforus. Bagi mereka yang dalam bermusafir, melancong atau menunaikan haji dan umrah, mereka mungkin perlu mengambil lebih makanan yang mengandungi kalium dan natrium yang tinggi seperti vitamin B complex.
Bukan sahaja fizikal yang memerlukan vitamin dan makanan tambahan, bahkan jasmani juga memerlukannya. Kesihatan mental dan fizikal juga berkait rapat dengan kesihatan rohani, rohani yang sakit akan mengarahkan mental untuk mengharuskan semua perkara termasuk yang haram. Dengan itu, fizikal akan melakukan dan akan menerima akibat yang bakal diahadapi.


Sekiranya kita tidak mengendahkan kaitan antara kesihatan mental dan fizikal, barangkali kita akan kehilangan perkara-perkara penting dalam ruang lingkup kesihatan diri. Dan dalam kebanyakan masalah kesihatan, langkah pencegahan adalah lebih baik daripada mencari ubat atau penawar.
Oleh yang demikian langkah yang terbaik untuk menghindarkan diri dari mempunyai sikap negatif, dan dikuasai oleh emosi ialah dengan mengamalkan kebijaksanaan dan ilmu yang di ajarkan oleh al-Quran dan Hadis. ucapkan "Alhamdulillah" dengan rezeki yang kita perolehi, "InsyaAllah" dengan perkara yang kita maksudkan dan akan lakukan, "Subhanallah" ketika kita melihat sesuatu yang menakjubkan. Ucapkan "Astaghfirullah" apabila kita hilang kawalan diri dan berada dalam keadaan lemah, dan yang paling penting, ucapkan "Allahu Akbar", apabila kita berhadapan dengan dugaan dan cabaran dalam kehidupan.
Selalulah kita mengamalkan zikir-zikir doa-doa amalan harian yang diajarkan oleh rasulullah agar mulut kita dibasahi dengan perkara yang di redhai Allah dan hati kita sentiasa mengingati Allah. Moga dengan amalan ini diri kita sentiasa dipelihara Allah dari segala kerosakan dan hati kita sentiasa mengingati kebaikan. Oleh yang demikian kita akan berada dalam ketenangan yang berpanjangan.


Jika sekiranya kita mengamalkan zikir-zikir ini dengan istiqamah, umpama kita mengambil multi-vitamin untuk mengekalkan kesihatan tubuh badan yang baik. Zikir akan membawa ketenangan dalam diri, dan ketenangan membuatkan kita berfikir serta menggunakan otak dengan baik.


Kita sangat prihatin terhadap kesihatan fizikal, namun kita lupa kepada kesihatan spiritual, tanpa kita sedar bahawa kesihatan spiritual amat penting dalam mengekalkan kesihatan fizikal.


Artikel : abuafnan.blogspot.com


Sumber:dari laman web http://one-ummah.net/

Jangan takut kahwin awal !

JANGAN TAKUT KAHWIN AWAL!
November 9, 2010

by Sadat Tahfiz on Sunday, October 31, 2010 at 12:37am

Nota : Bagaimana seorang pelajar tahun akhir Universiti yang hampir bunuh diri kerana depresi setelah ditinggalkan kekasih mengubah kehidupannya 180 darjah menjadikannya insan yang paling bahagia di muka bumi ini dengan perkahwinan di usia awal. Berikut adalah coretan terus dari hati dan mata pena beliau tanpa sebarang editing…

Saya berusia 21 tahun, dan sudah berkahwin. Masih muda bukan? Suami saya berusia 23 tahun. Juga masih muda. Kami berdua masih belajar. Jadi, Mengapa berkahwin? Kalau ikut kata mak ayah, “Nak bagi bini makan apa? Pasir?”
Perjalanan cinta saya tidak mudah. Sebelum berkahwin, saya pernah teruk dikecewakan bekas kekasih. Dia minta masa 3 tahun dari tarikh kami “declare”, untuk bersedia untuk berkahwin. Hampir 3 tahun, saya ditinggalkan untuk perempuan lain. Kecewa? Sudah tentu. Jujur, saya hampir bunuh diri. Saya mengalami depression di maa saya disconnect dengan dunia luar.
Tapi selepas itu baru saya sedar kehadiran suami saya yang sudah 4 tahun menunggu peluang. Pada mulanya, saya ingat sekadar “cinta rebound”, tapi selepas 2 bulan berkenalan dan bercintan, suami saya melamar untuk berkahwin. Pada mulanya, saya ingat satu gurauan. Akhirnya si dia berani call ayah saya, dan minta izin untuk berkahwin, kerana takut kehilangan saya lagi.
Ayah saya pun dahulu berkahwin ketika belajar, tahun 1 peringkat ijazah. Suami saya pelajar perubatan tahun 3, dan saya Cuma tinggal 2 bulan untuk mengakhiri pengajian. Ayah saya bersetuju, dan memandangkan saya sudah kecewa, takut juga pisang berbuah dua kali. Akhirnya, kami berkahwin. Dengan mahar RM200, sebentuk cincin emas, tiada hantaran, tiada majlis, kami bernikah.
Simple bukan? Kenapa perlu pening??? Kalau anda lelaki, anda mesti ingin berikan segala yang terbaik untuk bakal isteri anda. Dan, kalau anda perempuan seperti saya, semestinya inginkan hantaran yang tinggi (lulusan ijazah sekarang, rate hantaran RM10K ke atas). Perlu tidak?
Maaf perempuan, kalau terasa. Saya bukan jual diri, saya tidak perlukan hantaran RM10-20K. Saya tidak letak harga untuk nilai diri sendiri dan harga cinta saya. Ini masalah kalau kita kahwin cara Melayu, da bukan cara Islam. Saya perempuan lulusan ijazah, saya ada tulang 4 kerat, dan saya boleh berusaha, kenapa perlu mengharap dengan lelaki? Suami bukan untuk dibebani, tapi untuk Disenangi. Isteri bukan untuk dibeli, tapi untuk dikasihi.
Kos kahwin sekarang paling rendah pun RM20K serba satu. Hantaran, majlis, belum baju, pelamin. Tapi cuba fikir, perlu tidak? Baju raya kan masih ada, cantik lagi. Kasut raya pun masih baru. Kenapa perlu buat majlis di hotel, dewan orang ramai kan ada? Kalau rasa sangat mahal untuk katering, boleh upah orang masak, tinggal sediakan bahan dan peralatan. Bersanding tak perlu, buat penat badan duduk macam tunggul depan orang.
“Seganlah. Nanti orang kata apa.” .. “Isk, buat malu belajar tinggi-tinggi, tak dapat hantaran”. Hai, ni mentaliti Barat. Bagi yang beragama Islam, ingat rukun nikah. Tanggungjawab selepas kahwin yang penting. Lebih baik duit sewa pelamin jadi duit persiapan untuk anak pertama. Prioritikan penggunaan duit anda. Kos bersalin bukan murah. Kalau di hospital kerajaan, paling kurang perlu ada RM400-500. Tapi di hospital swasta, minimum RM2000. Kos ada anak sangat tinggi sekarang.
Pernah cuba lihat harga setin susu bayi di pasar? Harga lampin pakai buang? Dan sekarang, anda masih terfikir pelamin itu penting? Ini tak kira duit nak beli kenderaan, beli rumah. Pening!! Jadi jangan bebankan diri anda dengan majlis perkahwinan yang membazir dan tidak perlu.
Saya bahagia sekarang. Boleh keluar dengan suami tanpa rasa takut dan malu, disentuh lelaki bukan mahram. Dan suami saya tidak perlu takut saya diambil lelaki lain seperti dulu. Apa semua yang pasangan bercinta lakukan, kini kami lakukan dengan halal. Dan kami boleh lakukan lebih dari itu, dengan halal. Tidak perlu risau. Kami aman dan bahagia. Saya dan suami masih bercinta. Masih belajar mengenal sesama sendiri. Dan percayalah, tak guna bercinta lama-lama.
Seganlah keluar dengan pasangan yang tidak halal untuk anda. Saya dan suami, masih seperti pasangan yang baru bercinta. Saya mampu tanggung hidup sendiri, kerja dan cari duit sendiri. Buat apa menyusahkan suami? Dan suami berusaha belajar bersungguh-sungguh (bagi pelajar perubatan, anda faham maksud saya),untuk mendapat keputusan yang cemerlang. Saya tahu ego lelaki tercabar, tetapi saya jujur cintakan suami saya. Saya tak ingin jadi beban, cukup asal dia berasa senang dengan saya.
Tidak perlu nafkah yang besar, semampu yang ada saya terima. Bakal-bakal isteri sekalian, bersyukurlah dengan suami anda. Dan bakal-bakal suami sekalian, hargai isteri kamu. Terima kekurangan dan kelemahan pasangan anda. Persamaan membina keserasian, perbezaan itu melengkapkan.
Rezeki Tuhan ada di mana-mana. Jangan putus asa. Berkahwinlah! Semoga anda semua merasa tenang dan bahagia.

Kepentingan solat


Kepentingan Solat


July 7, 2010


Sayangnya, masih ada di kalangan umat Islam yang tidak langsung mendirikan solat, kalau buat pun, ada yang melengah-lengahkan waktu solat, melakukan solat secara tergesa-gesa serta tidak khusyuk dan banyak lagi.


Wartawan, ZUARIDA MOHYIN menemu bual pensyarah, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia , Zaharuddin Ab.Rahman bagi mengupas persoalan ini.


Sebaik-baik cara adalah kembali kepada asas (back to basic). Kita cuba ajak mereka berfikir semula bahawa hidup dan keseronokan dunia hanyalah untuk beberapa puluh tahun sahaja. Jangan kita tujukan kepada mereka, tetapi tujukan kepada diri kita terlebih dahulu iaitu termasuk mereka yang sedang ingin menasihati. Ingatkan perihal kematian, ia adalah saranan Nabi SAW dalam hadisnya: “Perbanyakkanlah ingatan kepada perkara yang memutuskan kenikmatan sementara, iaitu mati.”


RASULULLAH SAW bersabda: Solat itu adalah tiang agama, sesiapa yang mendirikan solat, sesungguhnya ia sudah menegakkan agama dan sesiapa yang meninggalkan solat, sesungguhnya ia meruntuhkan agama.


Hakikatnya solat adalah satu suruhan yang mesti dilaksanakan atau disempurnakan oleh setiap umat Islam walau dalamkeadaan apa sekalipun.
Sayangnya, masih ada di kalangan umat Islam yang tidak langsung mendirikan solat, kalau buat pun, ada yangmelengah-lengahkan waktu solat, melakukan solat secara tergesa-gesa serta tidak khusyuk dan banyak lagi.


Wartawan, ZUARIDA MOHYIN menemu bual pensyarah, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia , Zaharuddin Ab.Rahman bagi mengupas persoalan ini.
Sungguhpun waktu solat itu telah ditentukan, mengapa kita digalakkan agar tidak melengah-lengahkannya dan apakah ganjaran mereka yang bersolat di awal waktu?


ZAHARUDDIN: Keperluan untuk menunaikan solat di awal waktu jelas daripada hadis yang bermaksud: “Ditanya Nabi SAW, apakah amalan yang terbaik, maka jawab Nabi : Solat di awal waktu.” (riwayat at-Tirmizi dan Abu Daud) Namun ada beberapa ketika yang dibenarkan untuk melewatkan solat seperti jika cuaca terlampau panas danberjemaah secara terbuka di luar.


Sabda Nabi SAW: Tangguhlah sehingga sejuk bagi solat Zuhur, kerana kekuatanpanas (matahari) adalah daripada bahang neraka jahanam. (riwayat al-Bukhari).
Namun mungkin keadaan terlalu panas ini sudah kurang timbul kerana kini, kita menunaikan solat di masjid yang redupdan berhawa dingin.


Bagi menjelaskan ganjaran mereka yang menjaga waktu solat. Rasulullah bersabda: Pada suatu hari Rasulullah ditanyaoleh seorang sahabat: Amalan apakah yang paling utama? Baginda menjawab: Solat tepat pada waktunya. (riwayatBukhari dan Muslim).
Di samping itu, Rasulullah pernah bersabda: “Barang siapa yang bersolat tepat pada waktunya dan melengkapkan rukuk, sujud dan khusyuk maka solat itupun naik ke atas dalam keadaan putih dan cemerlang. Solat itu berkata: “Semoga Allah menjaga dirimu sebagaimana engkau menjaga aku (menyempurnakan rukun solat itu). Tetapi barang siapa yang tidak bersolat, tidak dalam waktu yang ditentukan dan tidak pula menyempurnakan wuduknya serta tidakpula melengkapkan rukuk, sujud dan tanpa khusyuk sama sekali, maka solat itupun naiklah ke atas dalam keadaan hitam kelam sambil berkata: “Semoga Allah mensia-siakan dirimu sebagaimana engkau mensia-siakan aku. Selanjutnya setelah solat itu berada di suatu tempat seperti dikehendaki Allah, ia pun lalu dilipatkan sebagaimana dilipatnya baju yang koyak rabak kemudian dipukulkanlah kepada mukanya.” (riwayat al-Tabrani dan Baihaqi).
Sementara, dalam surah al-Mukmin ayat 8 hingga 11 yang bermaksud: Dan mereka yang menjaga amanah dan janjinya, dan orang yang memelihara solatnya; mereka itulah orang yang berhak mewarisi syurga Firdaus, mereka kekal di dalamnya.
Perkataan memelihara solat mempunyai pengertian yang cukup luas. Boleh ustaz huraikan?


ZAHARUDDIN: Erti memelihara solat yang termudah adalah menjaga solat fardu lima kali


sehari semalam. Namun, lebihdalam dari itu, penjagaan solat juga menuntut kita untuk mendirikannya dan bukan sekadar menunaikannya.‘Tunaikan’ dan ‘dirikan’ adalah dua benda yang berbeza. Tunai lebih cenderung kepada prosesmelaksanakannya pada satu-satu waktu dan kemudian ia dikira selesai tanpa mengira kesan selepas dan persembahanspiritual semasa pelaksanaannya.
Manakala erti ‘mendirikan’ solat pula tidak bermaksud sedemikian, ini kerana kita dituntut untuk melaksanakansolat secara fizikal dan spiritual lalu berterusanlah kesan solat itu dalam kehidupan seharian kita.
Perlu sama-sama kita menyedari bahawa yang dituntut semasa solat adalah usaha untuk meyakinkan yang kita sedangberhadap dengan Allah dan hati kita juga sedang dilihat oleh-Nya. Ini ditegaskan oleh Nabi SAW yang bermaksud:Apabila kamu solat, janganlah kamu menoleh (ke sana sini yakni tidak fokuskan pandangan), kerana Allah SWTmengarahkan wajah-Nya ke wajah hamba-Nya yang sedang bersolat selagi mana hamba-Nya tidak menoleh ke lain. (al-Bukhari dan Abu Daud)
Perasaan inilah yang perlu dibawa hingga keluar solat, maka dengannya kita pasti akan dapat merasakan setiaptindakan kita dilihat oleh Allah SWT.
Apakah yang dimaksudkan solat berkualiti dan bagaimana memperolehnya?


ZAHARUDDIN: Maksud solat berkualiti merangkumi semua hal-hal yang telah saya nyatakan sebelum ini, selain itu solatini juga didirikan berlandaskan ilmu dan bukannya secara ikutan tanpa mengetahui asas sesuatu pergerakan dantindakan itu.
Solat bagi mereka yang mengikuti mana-mana ilmuwan dan alim ulama secara ‘lihat, pandang dan dengar’ sudahtentu sah jika menepati rukun dan syaratnya.
Namun, apabila kita ingin mengulas perihal berkualiti, ia sudah tentu perlu lebih dari sekadar sah. Atas sebab demikiania memerlukan ilmu yang lebih jelas tentang dalil-dalil yang disandarkan pandangan ulama tersebut. Inilah namanyamenaiktarafkan tahap ilmu agar pencapaian pahala dan keyakinannya semakin tinggi.
Pahala bagi seorang yang menunaikan ibadah dengan ilmu amat berbeza dengan solat mereka yang tidak didasari ilmu.


Khalifah Umar bin Abd Aziz berkata: “Sesiapa yang beramal tanpa ilmu, maka kerosakan lebih banyak dihasilkandaripada kebaikan. (Jami’ Bayan al-‘Ilm wa fadlihi, Ibn Abd Barr, 1/27)
Malah Nabi SAW pernah bersabda yang bermaksud: “Disebutkan kepada nabi terdapat dua orang lelaki, seorangdaripadanya ahli ibadat manakala yang satu lagi ahli ilmu. Lalu Nabi memberi respons, keutamaan orang yang punyaiilmu melebihi daripada orang yang beribadat (tanpa ilmu) adalah seperti keutamaanku dengan yang paling rendahdaripada kalangan kamu (sahabat). (riwayat Tirmizi, no. 2685, 5/50)


Syeikh Al-Mubarakfuri menghuraikan bahawa ahli ibadat yang dimaksudkan dalam hadis ini adalah mereka yang banyakmelakukan ibadat tetapi hanya didasari ilmu yang sedikit. Beliau juga menjelaskan bahawa Nabi membandingkankeutamaan dirinya dengan seorang sahabat yang paling rendah kemuliaannya, itu perbandingan si alim dengan si ahliibadat. (Tuhfatul ahwazi, 7/379)


Inilah juga yang ditegaskan oleh Syeikh Khatib As-Syarbini As-Syafie di dalam kitabnya di mana beliau menegaskan erti ‘lihat’ dalam hadis Nabi: “Solatlah kamu sebagaimana kamu lihat aku mendirikan solat.” adalah ilmu iaitu,sebagaimana aku mengetahui kaedah dan sifat aku solat.
Solat sebegini akan lebih mudah meraih nikmat khusyuk yang merupakan satu kenikmatan spiritual yang amat bernilaibuat kehidupan di dunia dan di akhirat.


Bagaimanakah cara berhikmah untuk mengajak orang mendirikan solat kerana kita tidak mahu perkara inidipertanggungjawabkan ke atas kita di akhirat kelak atas alasan segan atau takut mengecilkan hati mereka?


ZAHARUDDIN: Sebaik-baik cara adalah kembali kepada asas (back to basic). Kita cuba ajak mereka berfikir semulabahawa hidup dan keseronokan dunia hanyalah untuk beberapa puluh tahun sahaja. Jangan kita tujukan kepadamereka, tetapi tujukan kepada diri kita terlebih dahulu iaitu termasuk mereka yang sedang ingin menasihati. Ingatkanperihal kematian, ia adalah saranan Nabi SAW dalam hadisnya: “Perbanyakkanlah ingatan kepada perkara yangmemutuskan kenikmatan sementara, iaitu mati.”


Jika penerimaannya baik, boleh diteruskan dengan memberi kefahaman perihal dosa mereka yang meninggalkan solat,antaranya adalah satu kaki sudah menjadi kafir, sebagaimana disebut di dalam hadis: “Sempadan antara seorang ituIslam dan kafir adalah jika mereka meninggalkan solat.” Ini bererti, mereka yang meninggalkan solat dikira sudahseparuh badan di sempadan kekafiran yang amat berbahaya.
Gunakan cara nasihat yang didasari kasih sayang dan ingin membantu, cara lembut sentiasa lebih utama daripadakaedah yang keras dan menempelak. Kaedah ini juga datang dari al-Quran dan hadis.
Setelah itu, sentiasa galakkan dan bina kemampuan solat orang dituju secara beransur-ansur. Jika sukar, boleh sahajaminta dia mendirikan satu waktu solat sehari terlebih dahulu dan seterusnya semakin baik. Insya-Allah.


Jumaat, 17 Disember 2010

Muslimah sejati,dicari dan dinanti..



Muslimah Sejati, Dicari dan Dinanti...

Moga kita semua tergolong dalam golongan yg sentiasa mengadakan kebaikan..


by Tazkiah an Nafs on Friday, December 17, 2010 at 9:20pm


"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang taat, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ahzab [33] : 35).

Mengutip tulisan Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimy dalam bukunya yang berjudul Jati Diri Wanita Muslimah; "Wanita muslimah dengan tugas dan kewajiban yang sama dengan laki-laki, adalah pembawa risalah dalam kehidupan. Oleh karena itu, dia harus memiliki sifat sosial, dinamis dan dapat memberikan pengaruh, selama keadaan hidup dan keluarganya mengizinkan untuk itu, mau bergaul dengan wanita-wanita lain sesuai dengan kemampuannya serta mempergauli mereka dengan akhlak luhur yang diajarkan Islam yang menjadikannya berbeda dari wanita-wanita yang lain."

Di mana pun berada, seorang muslimah harus senantiasa menjadi lentera yang menyinari, pelita hidayah, sumber bimbingan, dan menjadi aktivis yang senantiasa membangun, melakukan perbaikan dan penyadaran terhadap semua orang, baik melalui ucapan maupun perbuatan.

Menjadi pribadi shalihah adalah idaman setiap muslimah. Karena seorang muslimah shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia. Pada kenyataannya, menjadi pribadi shalehah bukanlah hal yang mudah. Diperlukan usaha dan perjuangan yang kuat untuk mencapainya. Tantangan jahiliyah saat ini yang begitu besar. Kehidupan yang semakin mengarah kepada materialistis, hedonisme, dan berbagai penyakit sosial lainnya yang dapat merusak fitrah kita sebagai seorang muslimah sejati. Apalagi konspirasi Yahudi dengan zionismenya menjadikan muslimah sebagai salah satu program pe-yahudi-an. Banyak jalur yang mereka manfaatkan untuk merusak fitrah muslimah, misalnya saja melalui jalur pendidikan, pemikiran, sosial, ekonomi, dan lain-lain.

Kehidupan muslimah masa kini yang dilumuri berbagai kontradiksi, di satu sisi ada yang serba berlebihan, di sisi lain ada yang kekurangan. Banyak di antara muslimah yang memiliki kelebihan fisik dibandingkan dengan lainnya. Akan tetapi ia tidak mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi masyarakat sekitarnya, bahkan bagi diri dan keluarganya. Oleh karena itulah, seorang muslimah harus senantiasa memiliki kesadaran dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan fitrahnya sebagai muslimah sejati yang tidak hanya cantik fisik akan tetapi lebih kepada kecantikan ruh yang terpancar dari hatinya yang senantiasa menjadi penerang dalam pekatnya kehidupan.

Sebagai insan yang memiliki julukan 'makhluk halus' (memiliki perasaan sensitif dan halus), seorang muslimah memiliki pribadi yang berperasaan halus dan konsisten dalam berbagai persepsinya. Sungguh merupakan kepribadian baik yang dituntut keberadaannya. Akan tetapi jika hal itu terlalu menguasai dirinya, maka akan mengakibatkan sikap yang terlalu sensitif dan lunak, dan dapat merusak bahkan menghilangkan kekuatan serta keistimewaannya sebagai seorang muslimah sejati.

Sebagai seorang manusia yang mengemban amanah menyeru kepada amar ma'ruf nahi munkar, seorang muslimah berkewajiban mengajak orang lain ke jalan yang telah ditunjukkan oleh Allah SWT. Apabila hal itu belum mampu ia laksanakan, maka minimal ia melakukan pada diri sendiri, walaupun memang sangat sulit dibandingkan dengan mengatakan pada orang lain; lakukanlah amal kebaikan, jauhilah perkara-perkara yang mungkar, dan masih banyak lagi kata-kata yang keluar dari mulut kita, akan tetapi, kita sendiri tidak melakukannya. Na'udzubillah.

Saat ini, banyak muslimah yang sedang berusaha menjadi muslimah shalihah. Mereka mengetahui jalan yang benar dan selalu berupaya untuk selalu berada pada kebenaran. Akan tetapi, banyak hal yang menjadi penyebab mereka sulit mencapainya. Hanya berdiam diri, tidak berusaha untuk terus maju, seakan-akan lupa makna-makna mulia sehingga tidak beramal demi makna itu. Mereka terkalahkan oleh kemapanan dan kemalasan, cinta dunia dan panjang angan-angan. Timbulnya berbagai permasalahan di kalangan muslimah saat ini merupakan satu hal yang patut kita jadikan sebagai cambuk sehingga dapat memacu diri untuk dapat mencapai gelar mulya (muslimah sejati) yang memiliki kualitas diri, baik dari segi wawasan dan intelektual maupun dari segi ruh.

Harapan besar telah diamanahkan kepada para muslimah yang mampu mengemban amanah, yang senantiasa mengokohkan kepribadiannya sebagai bukti nyata kesadaran, peningkatan, dan loyalitas diri terhadap Islam serta terhadap peradaban manusia. Dan yang pasti, apa pun yang dilakukan seorang muslimah harus senantiasa dilandasi dengan niat yang satu, niat karena Allah dan hanya untuk menggapai ridhaNya.


Penulis : Asmi Syahida
kotasantri.com

azab seksa neraka..


Keluar dari kesulitan hidup


Keluar dari Kesulitan Hidup


by Tazkiah an Nafs on Thursday, December 16, 2010 at 8:51am


Setelah `terusir' dari kenikmatan surga, Nabiyullah Adam mengalami ujian berat. Berpisah dengan Siti Hawa di tempat yang sangat asing. Menurut riwayat, Adam dibuang ke India, Hawa di Palestina. Hal yang sama juga dialami Nabi Yunus AS. Tiga hari berada di perut ikan raksasa. Apalagi, semua armada kapal mengetahui setelah diundi namanya yang keluar sebagai penumpang yang harus dikorbankan di lautan.
Di dalam perut ikan, Nabi Yunus AS diliputi rasa berdosa. Beliau yang telah meninggalkan dakwah itu pun mengalami `kesulitan hidup', berpisah dengan umat dan harus tertelan ikan besar.

Kesulitan akan selalu ada, termasuk manusia-manusia pilihan, yaitu nabi dan rasul. Bedanya, rasul dan nabi menyikapinya sebagai ibrah dan sarat pelajaran, sedangkan kita terkadang menambah jauh jarak kita dengan Allah, bahkan terkesan menyalahkan takdir-Nya. Bagi nabi dan rasul, kesulitan hidup mengukuhkan kedudukan. Bagi kita, kesulitan hidup memperburuk keadaan bahkan menjatuhkan kedudukan.

Kesulitan hidup ada yang datang karena ulah dari perbuatannya, tapi ada juga yang datang karena merupakan ujian dari Allah SWT. Bisa jadi sebagai teguran untuk mengingatkan, tapi bisa sebaliknya sebagai azab dan kutukan. Semoga saja kesulitan hidup yang kita alami bukan sebagai kutukan. Karena itu, jika ia adalah teguran untuk mengingatkan, inilah yang harus dilakukan supaya kesulitan hidup menjadi kenikmatan dan kebahagiaan hidup.

Pertama, tobat sungguh-sungguh dengan meminta maaf dan mengembalikan harta hasil kezalimannya (QS Al-Furqan: 70).
Kedua, bertakwa kepada Allah dengan menegakkan semua perintah-Nya, baik yang wajib maupun yang sunah dan secara bersamaan meninggalkan semua laranganNya, baik yang haram maupun yang makruh ataupun syubhat (QS At-Thalaq: 2-3).
Ketiga, perbanyak istighfar (QS Nuh: 10-12).

Nabi Adam terkenal dengan kalimat permohonan ampunnya, Rabbanaa zhalamnaa anfusana wa illam taghfirlanaa wa tarhamna lana kuunanna minal khasirin, `'Wahai Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami, jika tidak Engkau ampuni sungguh kami tergolong orang-orang yang merugi.'' Begitu juga, Nabi Yunus dengan doa dan istghfarnya, Laa ilaaha illa anta subhaanaka inni kuntu minazh zhaalimin, `'Tiada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sungguh aku termasuk orangorang yang zalim.''
Keempat, sedekah (QS At-Thalaq: 8).
Kelima, menolong saudara yang dalam kesulitan (QS Muhammad: 7).
Keenam, selalu berdoa (QS Al-A'raf: 180).
Ketujuh, jangan tinggalkan tahajud (QS Al-Isra: 79).

Kedelapan, senantiasa dalam keadaan berzikir, baik di hati, pikiran, lisan, ataupun perbuatan (QS AlAhzab: 41-44). Dan
kesembilan, tawakal atau berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah segala-galanya sudah dilakukan (QS AtThalaq: 4). Wa Allahu A'lam. Red: irf


Oleh : Muhammad Arifin Ilham
http://www.republika.co.id/




Kelebihan hari jumaat



Ada apa di Hari Jum'at


by Tazkiah an Nafs on Friday, December 17, 2010 at 9:23am
Hari yang penuh kemuliaan dan diagungkan di dalam Islam. Tahukah kita apa saja yang terdapat di dalamnya? Berikut ini beberapa keutamaan yang terdapat di dalam hari Jum'at. Hari jum’at adalah sayyidul ayyaam (pemimpin hari) dan hari yang paling agung dan paling utama di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada hari itu terdapat lima kejadian yang besar, yaitu diciptakannya Adam, diturunkannya ke bumi, dan diwafatkannya, pada hari itu terdapat satu waktu mustajabah untuk berdoa yang pasti dikabulkan, dan pada hari Jum’at pula kiamat akan terjadi. Oleh karenanya, pada hari tersebut para malaikat, langit, bumi, angin, gunung, dan lautan merasa khawatir di hari Jum’at (akan terjadi kiamat).
Hari jum’at adalah sayyidul ayyaam (pemimpin hari) dan hari yang paling agung dan paling utama di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Ringkasnya, hari Jum’at memiliki keutamaan yang tidak dimiliki hari lain. Kedudukannya di bandingkan dengan hari lain, seperti bulan Ramadlan terhadap bulan yang lain dan waktu ijabah doa pada hari itu sebagaimana lailatul qadar pada bulan Ramadlan.

Hari Jum’at menjadi cermin bagi kualitas amal sepekan seorang hamba, sebagaimana Ramadlan yang menjadi cerminan amal setahunnya. Jika amalnya pada hari Jum’at tersebut baik, seolah-olah menggambarkan amalnya pada pekan tersebut juga baik. Sebagimana Ramadlan, jika ibadah di dalamnya baik, baik pula amalnya pada tahun tersebut, begitu juga sebaliknya.

Jika amalnya pada hari Jum’at tersebut baik, seolah-olah menggambarkan amalnya pada pekan tersebut juga baik.
Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat ibadah yang wajib dan sunnah yang tak diperoleh di selainnya. Di antaranya shalat Jum’at, bersuci dan memakai wewangian dan pakaian terbagus yang dimiliki ketika menghadiri jum’atan, membaca surat Al Kahfi, bershalawat untuk Rasulullah, dan amal-amal shalih lainnya.
Karenanya, seorang hamba hendaknya menjadikan hari Jum’at sebagai hari ibadah dan meliburkan diri dari kegiatan duniawi, bukan hari Ahad yang menjadi hari ibadah orang Nashrani.

Di hari Jum’at ada penghapusan dosa
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya, dari Salman dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadaku, “apakah kamu tahu hari Jum’at itu?” aku menjawab, “hari Jum’at adalah hari Allah mengumpulkan Nabi Adam.” Beliau menjawab,

“Tapi aku mengetahui apa hari jum’at itu. Tidaklah seseorang menyempurnakan bersucinya, lalu mendatangi shalat Jum’at, kemudian diam hingga imam selesai melaksanakan shalatnya, melainkan akan menjadi penghapus dosa antara Jum’at itu dengan Jum’at setelahnya, jika dia menjauhi dosa besar.”
. . . kemudian diam hingga imam selesai melaksanakan shalatnya, melainkan akan menjadi penghapus dosa antara Jum’at itu dengan Jum’at setelahnya, jika dia menjauhi dosa besar.”

Masih dalam Al Musnad, dari Atha' al Khurasani, dari Nubaisyah al Hudzaliy bahwa dia meriwayatkan dari Rauslullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Bahwasanya jika seorang muslim mandi pada hari Jum'at, lalu datang ke masjid dan tidak menyakiti seseorang; dan jika dia mendapati imam belum datang di masjid, dia shalat hingga imam datang; dan jika ia mendapati imam telah datang, dia duduk mendengarkan khutbah, tidak berbicara hingga imam selesai melaksanakan khutbah dan shalatnya. Maka (balasannya) adalah akan diampuni semua dosa-dosanya pada Jum'at tersebut atau akan menjadi penebus dosa Jum'at sesudahnya."

Dari Abu Darda', Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Siapa mandi pada hari Jum'at, lalu memakai pakaiannya (yang bagus) dan memakai wewangian, jika punya. Kemudian berjalan menuju shalat Jum'at dengan tenang, tidak menggeser seseorang dan tidak menyakitinya, lalu melaksanakan shalat semampunya, kemudian menunggu hingga imam beranjak keluar, maka akan diampuni dosanya di antara dua Jum'at." (HR. Ahmad dalam Musnadnya)

Dalam Shahih Al Bukhari, dari Salman radliyallah 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
“Tidaklah seseorang mandi pada hari jum’at dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyaknya atau mengoleskan minyak wangi yang di rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan dengan seksama ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara jum’at tersebut dan jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari)

bahwa pengampunan dosa dari satu Jum'at ke Jum'at berikutnya memiliki syarat. Yaitu dengan melaksanakan amalan-amalan yang disebutkan dalam hadits, antara lain mandi, . . .

*Keterangan: bahwa pengampunan dosa dari satu Jum'at ke Jum'at berikutnya memiliki syarat. Yaitu dengan melaksanakan amalan-amalan yang disebutkan dalam hadits, antara lain mandi, membersihkan diri, memakai minyak atau wewangian, memakai pakaian terbagus, berjalan ke masjid dengan tenang, tidak melangkahi dan memisahkan antara dua orang yang duduk bersebelahan, tidak menyakitinya, shalat nafilah, tidak bicara dan tidak melakukan sesuatu yang sia-sia selama khutbah hingga selesai shalat. Dan masih ada satu syarat lagi, yaitu selama dia tidak melakukan dosa besar di hari itu.

Rabu, 15 Disember 2010

Menikah Tidak Harus dengan Cinta


Menikah Tidak Harus dengan Cinta

by Tazkiah an Nafs on Wednesday, December 15, 2010 at 10:21pm

Saudaraku, menikah merupakan sebuah ritual suci yang hampir semua bujangan selalu mengidam idamkannya, terkecuali orang yang sudah berputus asa dan enggan untuk menikah. Namun demikian, ketika seseorang dihadapkan kepada sebuah tahapan agar membuat sebuah keputusan untuk menikah, maka banyak pertanyaan di benaknya mengenai kriteria, pilihan, godaan, hingga tata cara bagaimana prosesi pernikahan itu sendiri.

Salah satu alasan bagi seseorang berazam dan mau menikah adalah cinta. Memang “cinta” adalah sebuah perasaan yang bagi seseorang yang mengalaminya akan membuat dirinya merasa terhibur, senang atau bahagia dan bahkan seperti melambung tinggi serasa di atas awan. Seseorang yang sedang jatuh cinta hatinya akan selalu berbunga-bunga. Seseorang yang sedang jatuh akan berusaha mengungkapkan kata-kata yang indah. Terkadang seseorang yang sedang jatuh cinta akan menjadi orang yang bukan dirinya sendiri. Seseorang yang tidak biasa membuat puisi karena jatuh cinta ia terkadang akan dengan mudahnya menyusun deretan kosa kata menjadi sebuah puisi yang indah.



Banyak sekali kisah, roman, novel hingga legenda yang menceritakan orang-orang yang sedang jatuh cinta. Ada yang berakhir bahagia, tetapi juga ada yang berakhir dengan tragis atau anti klimaks. Dari semuanya itu berisi haru biru perjalanan sebuah kisah cinta.



Kembali ke judul diatas. Sebagian dari kita mungkin sebelum menapaki sebuah jenjang pernikahan, terlebih dahulu dilalui dengan proses jatuh cinta. Sebuah cintalah yang mengantarkannya hingga ke pernikahan. Namun demikian, apakah sebuah pernikahan harus dengan cinta ?.



Setelah wafatnya Sayyidah Khadijah ra, tidak ada satu orang pun yang berani menayakan kepada Rasulullah SAW mengenai pernikahan. Pada akhirnya, Khaulah binti Hakim dengan bimbingan dari Allah SWT memberanikan diri menanyakannya. Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah ra, ia berkata, ”Ketika Sayyidah Khadijah ra meninggal dunia, Khaulah binti Hakim bin Auqashra, istri Utsman bin Mazh’un, berkata kepada Rasulullah SAW- dan hal ini terjadi di Mekkah-, ”Wahai Rasulullah tidakkah baginda ingin menikah ?” Beliau berkata, ” Dengan siapa ?”. Khaulah binti Hakim berkata, ” Ada dua wanita, yang satu gadis dan yang satunya lagi sudah janda.” Rasulullah SAW berkata, ” Siapa yang masih gadis ?” Khaulah binti Hakim berkata, ” Ia adalah putri dari orang yang paling baginda cintai, Aisyah binti Abu Bakar ra”. Rasulullah SAW berkata, ” Lalu yang janda siapa ?” Khaulah binti Hakim berkata,” Saudah binti Zam’ah ra, ia adalah wanita yang mulia yang beriman kepadamu.” Rasulullah SAW berkata, ” Kalau begitu berangkatlah kamu dan tanyakan kamu kepadanya (Saudah binti Zam’ah) dan tanyakan kepadanya apakah ia bersedia.” (HR. Att Thabarani). Di dalam riwayat lain, kemudian Khaulah binti Hakim berangkat ke rumah Saudah bin Zam’ah dan menanyakan kesediaannya untuk menjadi istri Rasullah SAW. Akhirnya dengan suka cita Saudah menerimanya, pernikahan pun dilangsungkan.



Hadits tersebut diatas hanyalah salah satu contoh, dari sekian banyak proses pernikahan Rasulullah SAW. Dari riwayat tersebut di atas proses menuju pernikahan yang dilakukan Rasullah SAW sangatlah singkat. Dan demikian juga pernikahan beliau dengan istri-istri yang lain. Namun demikian, kecintaan Rasulullah SAW dengan istri-istrinya timbul setelah pernikahan. Pasangan mana yang bisa menandingi keharmonisan dan kebahagiaan dibandingkan dengan Rasulullah SAW dengan istri-istrinya? Rasulullah SAW adalah seorang suami yang sangat romantis, meski istri-istrinya sebagian besar tidak banyak beliau kenal sebelumnya. Beliau tidak segan-segan memeluk, membelai, menyapa dengan sapaan yang menyenangkan, menggendong , memasak, sampai dengan bersenda gurau dengan istri-istrinya.



Perasaan jatuh cinta atau jatuh hati seseorang kepada orang lain sebelum terjadinya pernikahan bagi sebagian orang adalah suatu hal yang bisa dimaklumi. Seorang laki laki yang mencintai wanita, atau sebaliknya adalah sebuah fitrah manusia yang merupakan nikmat di dunia yang telah Allah SWT berikan.



Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(QS. 3.14)



Tetapi apakah benar, seorang yang jatuh cinta itu benar-benar akan menunjukkan cintanya ? Atau mungkin hanya nafsu syahwat belaka. Apakah dengan perasaan cintanya, langsung serta merta meng-azamkannya untuk segera menikah ? Pada kenyataannya tidak otomatis demikian. Justeru dengan ”perasaan cinta” yang dimiliki, banyak orang yang larut dengan ”dunia cinta” nya. Sebagian orang malah membiarkan perasaan cintanya sampai berbulan-bulan dan bahkan sampai bertahun-tahun. Semakin lama seseorang dalam ”dunia cinta” nya, maka ia akan semakin hanyut dan terlena.

Berapa banyak orang yang jatuh cinta pada akhirnya mereka pun tenggelam dengan berpacaran. Orang yang sudah tenggelam dengan pacaran, maka ia pun akan semakin larut dengan nafsunya.



Permasalahannya lain yang timbul adalah ketika seseorang sudah jatuh cinta dan sepakat untuk pacaran − bukan sepakat untuk menikah, maka perasaan cinta yang sudah larut tersebut akan terbawa terus, bahkan selama hidupnya seseorang akan ingat bagaimana waktu ia jatuh cinta. Sehingga, seandainya ia menikah dengan orang lain, maka kehidupannya sedikit banyak akan dipengaruhi memori pada saat dia jatuh cinta dengan orang lain tersebut. Ini belum apabila dia ”patah hati” atau ”putus cinta”. Sudah banyak orang yang gila gara-gara masalah ini. Sudah banyak orang yang nekad bunuh diri karenanya. Dan sudah banyak orang yang tidak mau menikah sampai seumur hidupnya gara-gara masalah ini. Inilah yang perlu diwaspadai.



Hati kita cuma satu, maka berhati-hatilah kalau kita jatuh hati. Maka kenalilah cinta sebelum kita jatuh cinta, tetapi menikah tidak harus dengan cinta.



Wallahu a’lam bishowab.